Pemanfaatan Tumbuhan Sekitar Sebagai Obat Tradisional Bagi Warga Desa Puundoho Kab. Kolaka Utara
DOI:
https://doi.org/10.32493/dedikasipkm.v2i1.8495Keywords:
Optimalisasi, Tumbuhan obat, Pengobatan mandiriAbstract
dipercaya mempunyai khasiat sebagai obat secara tradisional sehingga dapat digunakan sebagai upaya pengobatan mandiri. Desa Puundoho adalah salah satu desa yang terletak di Kab. Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Mayoritas penduduk desa memiliki pekarangan dan kebun yang luas dikarenakan penduduk desa umumnya adalah petani. Pekarangan sebagai lingkungan hidup menyediakan berbagai sumber daya alam yang belum dimanfaatkan secara optimal, salah satunya adalah pemanfaatan tumbuhan sekitar. Banyak tumbuhan yang belum diketahui peranannya sebagai obat tradisional. Hal ini menyebabkan penduduk sangat tergantung pada obat-obatan kimia meskipun hanya untuk menangani penyakit ringan saja. Selain itu, tumbuhan tersebut dianggap gulma sehingga acapkali dimusnahkan, baik dengan penyemprotan herbisida ataupun dengan pembabatan. Hal ini tentu akan mengganggu ekosistem serta diversitas tumbuhan di lingkungan ini. Kondisi ketidaktahuan masyarakat Desa Puundoho, menjadi alasan dilakukannya pengabdian masyarakat ini. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengoptimalkan peranan tumbuhan yang ada disekitar sebagai upaya pengobatan mandiri serta untuk mendukung animo masyarakat “bact to natureâ€. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah menggunakan ceramah yang sifatnya mengedukasi para peserta yang terdiri dari beberapa warga desa. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat desa yang hadir pada saat kegiatan pengabdian tentang pemanfaatan tumbuhan sekitar sebagai obat tradisional. Hal ini terlihat dari kemampuan para peserta untuk menjawab pertanyaan dari tim pelaksana.References
Bela, A., Suryawati, S., & Rustamaji. (2016). Intervensi CBIA untuk Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Penggunaan Antibiotik yang Rasional pada Anggota Bina Keluarga Balita CBIA. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 29(2), 165– 169.
Dalimartha, S. (2007). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Retrieved from https://doi.org/10.1017/s175173110800373x.25 9.
Harahap, N. A., Khairunnisa, & Tanuwijaya, J. (2017). Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Panyabungan. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 3(2), 186–192.
Departemen Kesehatan RI. (2007). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Nurmayulis & Hermita, N. (2015). Potensi tumbuhan obat dalam upaya pemanfaatan lahan pekarangan oleh masyarakat desa Cimenteng kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Agrologia, 4(1), 1–7.
Radam, R., Soendjoto. M.A., & Prihatiningtyas, E. (2016). Pemanfaatan tumbuhan yang berkhasiat obat oleh masyarakat di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah, (2): 486 – 492.
Rahim, Kandowangko, & Uno. (2013). Identifikasi Tumbuhan Berkhasiat Obat yang Digunakan oleh Pengobatan Tradisional di Suku Bajo di Desa Torosiaje. Laporan Penelitian. Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo.
Tjitrosoepomo, G. (2005). Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Cetakan ke-2. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Van-Steenis, C. G. G. J. (2005). Flora. Jakarta: Pradnya Paramita.
Yulianti, E. (2009). Peran Tanaman Obat sebagai Agen Antikanker. Seminar Nasional Biologi Yogyakarta.
Zuhud E. A. M. & Haryanto. 2004 Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika 63 Indonesia. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB, Lembaga Alam Tropika Indonesia. Bogor.