NOVEL DI BAWAH LINDUNGAN KA’BAH KARYA BUYA HAMKA DALAM KAJIAN SOSIAL-SEJARAH
DOI:
https://doi.org/10.32493/efn.v4i1.6477Abstract
Nama Buya Hamka tak terpisahkan dengan karya-karya novel yang beredar di dunia kesusastraan Melayu dan Indonesia, sebagaimana salah satu karya novelnya yang sudah melegenda berjudul ‘Di Bawah Lindungan Ka’bah’. Di balik kisahnya yang telah populer di kalangan masyarakat Indonesia, novel ini menyimpan beberapa hal yang menarik untuk disimak diantaranya aspek sosial-sejarah. Wilayah Hindia-Belanda di tahun 1926, 1927 dan setelahnya seperti yang diceritakan Hamka dalam novel saat ia bertutur para tokoh novelnya, merupakan tahun-tahun organisasi pergerakan tanah air mengarah pada masa persiapan kemerdekaan, dan masa penyatuan arah perjuangan. Sebagaimana baru selesainya pemberontakan organisasi yang berbasiskan komunis terhadap kekuatan kolonial Belanda. Sementara di pihak lain usaha kolonial tidak hanya sebatas penguasaan secara fisik-materi semata tetapi jauh dari itu, hingga menugaskan ahli sarjananya seperti Snouck Hurgronye melakukan penelitian dan laporan tentang seluk-beluk dan segala kemungkinan termasuk dari orang berhaji, isu Pan Islamisme, isu kekhalifahan, guna mengamankan eksistensi Belanda dari kepentingan perdagangannya di wilayah Hindia-Belanda tersebut. Namun demikian sekalipun makna dan peran haji yang menjadi judul dan tema novel karya Hamka ini tidak terangkat secara signifikan, justru penulis berkesimpulan lewat alur cerita Hamka dengan sosok Hamid, terbuka kemungkinan banyak pelarian sosok-sosok Hamid lainnya yang tidak sekedar karena persoalan pribadi atau persoalan keluarga. Seperti yang telah diutarakan Snouck Hurgronye ternyata para pejuang atau pembangkang yang menentang keras kekuasaan Belanda, baru mendapatkan suasana damai dan dihargai secara martabat kemanusiaan ketika mereka tinggal mukim di dua kota suci ini. Seperti yang pernah dirasakan oleh seorang Hamid mendapatkan kedamaian walaupun bersifat sesaat, hingga surat yang dibawa oleh Saleh terlambat beberapa saat, karena secara fisik diri Hamid telah sakit payah menanggung penderitaan hanya untuk dirinya, karena ia berkesimpulan dan berkeputusan untuk menjumpai dambaan hatinya Zainab, di alam lain sana.
Kata Kunci: Hamka, Di Bawah Lindungan Kabah, Sejarah, Islam.
References
Douwes, Dick dan Kaptein, Nico, Indonesia Dan Haji, Jakarta: INIS, 1997.
Hamka, Dibawah Lindungan Ka’bah, Jakarta: PT.Balai Pustaka, 1999.
Hurgronye, Snouck, Terjemahan Kumpulan Karangan Snouck Hurgronye, Jakarta: INIS, 1996.
Kartodirdjo, Sartono, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme, Jakarta: PT.Gramedia, 1992.
Lubis, Mochtar, Manusia Indonesia, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013.