Ambivalensi dalam Cerpen Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta? Karya Ahmad Tohari: Kajian Poskolonialisme

Authors

  • Ahmad Rizki Taruna Universitas Sriwijaya

DOI:

https://doi.org/10.32493/efn.v1i1.731

Abstract

Abstrak

Masalah dalam riset ini adalah bagaimana ambivalensi yang ada dalam perlawanan atau wacana tandingan dari masyarakat terjajah pada cerpen Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta? karya Ahmad Tohari. Objek material dipilih berdasarkan purposive sampling. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori poskolonialisme. Salah satu kemungkinan pilihan perhatian dalam teori poskolonial adalah respons perlawanan dari masyarakat terjajah terhadap penjajahan itu, tanpa menghilangkan perhatian pada kemungkinan adanya ambiguitas atau ambivalensi. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Bentuk data berupa kata, frasa, dan kalimat yang ada di dalam cerpen. Langkah riset meliputi tiga hal, yaitu: mengidentifikasi representasi penjajah dan terjajah pada cerpen, mengidentifikasi bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan, dan menjelaskan ambivalensi dalam perlawanan-perlawanan tersebut.

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada tiga upaya perlawanan dari representasi pihak terjajah. Pertama, mereka tak bersedia memakan makanan sisa yang dihasilkan kaum representasi penjajah. Kedua, mereka menolak menjadi bahan tontonan kaum penjajah. Ketiga, tokoh Ayah tidak mengizinkan anaknya kencing di dekat emak, tapi boleh di mana saja di Jakarta (tempat para penjajah).  Perlawanan pertama menjadi ambivalen karena pihak terjajah menolak memakan makanan sisa pemberian barat, tapi mereka memakan makanan yang diproduksi oleh kaum penjajah dengan perasaan senang. Perlawanan kedua menjadi ambigu sebab pihak terjajah menolak menjadi tontonan, namun saat menonton para penjajah, mereka justru meniru kelakuan penjajah tersebut. Ketiga, tokoh Emak bagaimanapun juga berada di Jakarta dan selalu di dekat anaknya. Artinya, selama mengotori tempat para penjajah itu, sang anak juga mengotori tempat mereka sendiri tinggal.

 

Kata kunci: Poskolonial, Perlawanan, Ambivalensi. 

Downloads

Published

2017-11-22