PELATIHAN PENYUSUNAN PERANGKAT PENILAIAN PEMBELAJARAN UNTUK GURU SMK SASMITA JAYA 1 DAN SMK SASMITA JAYA 2, TANGERANG SELATAN, BANTEN
DOI:
https://doi.org/10.32493/al-jpkm.v3i2.20304Abstract
Salah satu tugas guru sebagai pendidik professional adalah menilai hasil belajar siswa. Guru harus mampu menyusun perangkat penilaian pembelajaran dengan tepat. Perangkat penilaian pembelajaran berupa kisi-kisi penilaian, item butir soal tes berbasis HOTS (high order thinking skills), pedoman peskoran, dan pedoman penilaian. Berdasarkan realita di lapangan dan hasil survey awal di SMK Sasmita Jaya 1 dan SMK Sasmita Jaya 2, Tangerang Selatan, Banten, terdapat beberapa permasalahan terkait penilaian pembelajaran tersebut. Adapun permasalahan penilaian pembelajaran antara lain guru hanya fokus terhadap penilaian ranah kognitif saja, kemampuan guru dalam menyusun perangkat penilaian masih rendah, guru belum mampu menyusun item butir soal yang berkualitas, penilaian hanya berfokus pada hasil tanpa mempertimbangkan penilaian proses, dan penilaian yang dilakukan masih mengandung unsur subjektivitas. Berdasarkan hasil survei awal di SMK Sasmita Jaya 1 dan SMK Sasmita Jaya 2, Tangerang Selatan, Banten, guru-guru belum mampu menyusun perangkat penilaian pembelajaran dengan tepat. Banyak guru yang masih melakukan penilaian pada ranah kognitif saja dan mengabaikan penilaian afektif dan psikomotorik. Penyusunan item butir soal sebagai instrument penilaian ranah kognitif siswa juga belum tepat. Soal yang disusun guru sebagian besar masih menggunakan soal low order thinking skill (keterampilan berpikir rendah). Atas dasar itu dilakukan Pengabdian kepada Masyarakat dengan tujuan menyusun perangkat penilaian pembelajaran dengan tepat. PkM ini dilaksanakan pada 4-6 Oktober 2021 menggunakan media aplikasi Zoom Meeting. Hasil yang diperoleh yaitu adanya peningkatan pemahaman dan ketrampilan guru terkait menyusun perangkat penilaian pembelajaran dengan tepat. Sebelum adanya pelatihan, rata-rata pemahaman guru tentang penyusunan perangkat penilaian pembelajaran memperoleh nilai 68, sedangkan setelah diberi pelatihan menjadi 84. Keterampilan guru dalam membuat menyusun perangkat penilaian pembelajaran juga meningkat dibuktikan dengan produk berupa kisi-kisi penilaian, item butir soal tes berbasis HOTS (high order thinking skills), pedoman peskoran, dan pedoman penilaian yang wajib dibuat oleh peserta pelatihan.
Kata Kunci: Perangkat Penilaian Pembelajaran, Guru SMK, High Order Thingking Skill (HOTS)
References
Abdillah, C., Anggara, D. S., & Permana, P. S. (2019). Perencanaan Pengajaran. Tangerang Selatan: Unpam Press
Abdul Majid. (2005). Perencanaan Pembelajaran cet I hal.16. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Abdulah Sani, Ridwan. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Abidin, Zainal. (2007). Analisis Eksistensial. Jakarta: Raja Grafindo.
Abosalem, Y. (2016). Assessment techniques and students’ higher-order thinking skills. International Journal of Secondary Education, 4(1), 1.
Afriana, J., Permanasari, A., & Fitriani, A. (2016). Project based learning integrated to stem to enhance elementary school's students scientific literacy. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 5(2), 261-267.
Anggraeni, R. D. (2019). Acep Heri Rizal,‘Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Melalui Internet (E-Commerce) Ditinjau Dari Aspek Hukum Perdataan’. Salam Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 6, 45-58.
Brookhart, S. M. (2010). How to assess higher-order thinking skills in your classroom. ASCD.
Chen, C. H., & Yang, Y. C. (2019). Revisiting the effects of project-based learning on students’ academic achievement: A meta-analysis investigating moderators. Educational Research Review, 26, 71-81.
Darusman, Y. M., Susanto, S., Wiyono, B., Iqbal, M., & Bastianon, B. (2021). BIMBINGAN TEKNIS PEMBUATAN PERATURAN DESA DI DESA KAWUNGLARANG, KECAMATAN RANCAH, KABUPATEN CIAMIS. Jurnal Abdimas Tri Dharma Manajemen, 2(2), 125-129.
Forehand, M. (2010). Bloom’s taxonomy. Emerging perspectives on learning, teaching, and technology, 41(4), 47-56.
Heong, Y. M., Othman, W. B., Yunos, J. B. M., Kiong, T. T., Hassan, R. B., & Mohamad, M. M. B. (2011). The level of marzano higher order thinking skills among technical education students. International Journal of Social Science and Humanity, 1(2), 121.
Ichsan, I. Z., Sigit, D. V., Miarsyah, M., Ali, A., Arif, W. P., & Prayitno, T. A. (2019). HOTS-AEP: Higher Order Thinking Skills from Elementary to Master Students in Environmental Learning. European Journal of Educational Research, 8(4), 935-942.
Irwing, P., & Hughes, D. J. (2018). Test development. The Wiley handbook of psychometric testing: A multidisciplinary reference on survey, scale and test development, 1-47.
Mohamed, R., & Lebar, O. (2017). Authentic assessment in assessing higher order thinking skills. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 7(2), 466-476.
Schraw, G., & Robinson, D. H. (Eds.). (2011). Assessment of higher order thinking skills. IAP.
Susanto, S., Darusman, Y. M., Bachtiar, B., Gueci, R. S., & Santoso, B. (2021). MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL RAMAH HUKUM. Jurnal ABDIMAS Tri Dharma Manajemen, 2(1), 72-78.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2005. Jakarta: disalin oleh Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kemendiknas.
Widana, I. W., Parwata, I., Parmithi, N. N., Jayantika, I. G. A. T., Sukendra, I. K., & Sumandya, I. W. (2018). Higher order thinking skills assessment towards critical thinking on mathematics lesson. International journal of social sciences and humanities, 2(1), 24-32.
Wina Sanjaya, (2011) Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran cet II hal 24. Jakarta: Kencana, Maret.
Winastwan, Gora dan Sunarto. (2010). Pakematik Strategy Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta: Flex Media Komputindo.