PELATIHAN PEMBIBITAN TANAMAN HUTAN DALAM MENDUKUNG KONSERVASI SUMBER MATA AIR BAUMATA, NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)
DOI:
https://doi.org/10.32493/al-jpkm.v3i2.20325Abstract
Nusa Tenggara Timur merupakan suatu daerah yang memiliki enam dari dua puluh satu kabupaten dan kota yang masih memiliki tingkat kerawan atau kesulitan untuk memiliki air bersih dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Desa Baumata Merupakan suatu daerah yang berada pada kabupaten Kupang yang menyediakan sumber air bagi keperluan masyarakat yang berada disekitarnya. Masalah yang dihadapi oleh masayarakat desa Baumata atau Kelompok Masyarakat Peduli Sumber Mata Air Baumata adalah menurunnya debit air akibat maraknya penebangan liar pada wilayah sekitar sumber mata air yang menjadi daerah tangkapan air dan kondisi sanitasi air bersih. Hal ini harus menjadi priorotas didalam menjaga keberlangsungan sumber mata air Baumata. Berbagai usaha dilakukan untuk menyelesaikan problem permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dengan cara berbagai penyuluhan mengenai konservasi sumber mata air serta bagaimana menjaga kondisi sanitasi air bersih dan berbagai kegiatan pelatihan pembimbitan tanaman hutan di lakukan kepada masyarakat desa Baumata sehingga mereka dapat berpartisipasi melakukan berbagai kegiatan konservasi terhadap sumber mata air desa Baumata.
Keywords: Debit air, Penebangan liar, Tangkapan air
References
Awang, S. A. (2006). Sosiologi Pengetahuan Deforestasi Konstruksi Sosial dan Perlawanan. Yokyakarta.Debut Press.
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2016). Kehutanan Indonesia. Badaan Pusat Statistik Indonesia.
Barus, T. (2004). Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Sungai Dan Danau. Medan.
BPS-NTT. 2004. Buku saku statistik NTT. Katalog BPS. 1403.53. Biro Pustaka Statistik Propinsi Nusa Tenggara Timur. 157 hal.
Forest Watch Indonesia. (2014). Potret Keadaan Hutan Indonesia. 1st edn. Bogor.
Harsono. (2000). Strategi dan Kebijakkan Konservasi di Hutan Produksi, Makala Utama Seminar Nasional Fakultas Kehutanan. Yogyakarta: Universitas Gajha Mada 26-27 Mei 2000.
Hutabarat. 2006. Model Forest : Alternatif Pengelolaan Hutan di NTT. Sosialisasi Hasil-Hasil Litbang Kehutanan kepada Pengguna. Balai Litbang Kehutanan Bali dan Nusa Tenggara. Kupang, 14 Februari 2006.
Indriyanto. (2010). Ekologi Hutan. Edited by Indriyanto. Lampung. PT. Bumi Aksara.
King, J. R. dan Tschinkel, W. R. (2013) Fire ants are not drivers of biodiversity change: Ecological Entomology, 8(6), pp.543–545.
Matatula, 2009. Upaya Rehabilitasi Lahan Kritis degan Penerapan Teknologi Agroforestry Sistem Silvopastural di Desa Oebola Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang. Dalam : Jurnal Inovasi dan Teknologi Volume 13, Nomor 1, Februari 2009 hal 63-74.
Matatula, J dan Kleruk, FEIK. 2013. Pengaruh Perlakuan Media Tumbuh Terhadap Perkecambaan. Partner. 20(2);108-107
Matatula, J., Poedjirahajoe, E., Pudyatmoko, S., Sadono, R. 2019a. Spatial distribution of salinity, mud thickness and slope along mangrove ecosystem of the coast of Kupang District, East Nusa Tenggara, Indonesia. Biodiversitas20(6): 1624-1632
Matatula, J., Poedjirahajoe, E., Pudyatmoko, S., Sadono, R. 2019b. Keragaman Kondisi Salinitas Pada Lingkungan Tempat Tumbuh Mangrove di Teluk Kupang, NTT. Jurnal Ilmu Lingkungan. 17 (3): 425-434.
Mataula, J., Afandi, AY., Wirabuana PYAP. 2021. Short Communication: A comparison of stand structure, species diversity and aboveground biomass between natural and planted mangroves in Sikka, East Nusa Tenggara, Indonesia. Biodiversitas 22(5):1098-1103.
Sadono R, Soeprijadi D, Susanti A, Matatula J, Pujiono E, Idris F, Wirabuana PYAP. 2020. Local indigenous strategy to rehabilitate and conserve mangrove ecosystem in the southeastern Gulf of Kupang, East Nusa Tenggara, Indonesia. Biodiversitas 21: 1250- 1257.
Wirabuana PYAP, Setiahadi R, Sadono R, Lukito M, Martono DS, Matatula J. 2020. Allometric equations for estimating biomass of community forest tree species in Madiun, Indonesia. Biodiversitas21(9):4291-4300.
Tsujino, R., Yumoto, T., Kitamura, S., Djamaluddin, I. and Darnaedi, D. (2016) History of forest loss and degradation in Indonesia’, Land Use Policy. Elsevier Ltd, 57, pp. 335-1016.