DAMPAK NEGATIF SEKS BEBAS

Authors

  • Aguslan Daulay Program Studi Magister Hukum, Program Pascasarjana, Universitas Pamulang
  • Ahmad Yuli Isnadi Program Studi Magister Hukum, Program Pascasarjana, Universitas Pamulang
  • Anton Pramuditha Atmodjo Program Studi Magister Hukum, Program Pascasarjana, Universitas Pamulang
  • Azhar Muhammad Abdurrahman Program Studi Magister Hukum, Program Pascasarjana, Universitas Pamulang
  • Derman Situmorang Program Studi Magister Hukum, Program Pascasarjana, Universitas Pamulang

DOI:

https://doi.org/10.32493/aljpkm.v4i3.36097

Keywords:

Dampak, Pergaulan, Sex Bebas

Abstract

Pergaulan bebas antar lawan jenis sendiri mendorong terjadinya hamil pra-nikah, lebih parah jika setelah hamil laki-laki ini tidak bertanggung jawab dengan meninggalkannya, gadis yang sudah tidak 'gadis' lagi ini untuk menghindari rasa malu terhadap orang tua, teman dan masyarakat, atau karena suruhan dari teman laki-lakinya yang tidak mau menikahinya cenderung mengambil jalan pintas dengan menggugurkan kandungannya. Inilah fenomena sosial remaja yang makin marak dalam kehidupan manusia dimana praktek aborsi sebagai mediator alternative bagi para pezina dalam mencari jalan pintas menjadi solusi terakhir. Survey Synovate Research, 44% mengaku punya pengalaman seks di usia 16-18 tahun. 16% mengaku pengalaman seks di dapat di usia 13-15 tahun.  Tempat melakukan seks di rumah (40%), kamar kos (26%) dan hotel (26%). Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia, 32% remaja 14-18 tahun pernah berhubungan seks, 21.2% remaja putri pernah melakukan aborsi, 97% penyebab remaja melakukan seks yaitu dari internet. Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Oleh karena itu tidak sedikit remaja yang jatuh kedalam perbuatan negatif, salah satunya adalah seks bebas atau hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan. Pergaulan bebas antar lawan jenis sendiri mendorong terjadinya hamil pra-nikah, lebih parah jika setelah hamil laki-laki ini tidak bertanggung jawab dengan meninggalkannya, gadis yang sudah tidak 'gadis' lagi ini untuk menghindari rasa malu terhadap orang tua, teman dan masyarakat, atau karena suruhan dari teman laki-lakinya yang tidak mau menikahinya cenderung mengambil jalan pintas dengan menggugurkan kandungannya. Inilah fenomena sosial remaja yang makin marak dalam kehidupan manusia dimana praktek aborsi sebagai mediator alternatif bagi para pezina dalam mencari jalan pintas menjadi solusi terakhir, maka tujuan untuk melindungi masyarakat dan generasi bangsa dari seks bebas dan menghindari masalah kedepannya bagi Bangsa Indonesia.

References

Ardiansyah Rambe, Hakikat Seks Bebas, 2019.

Dewi Sartika Rahadi, Perilaku Seks Bebas, 2017.

Talizaro Tafanao, Dampak Seks Bebas Terhadap Perilaku Generasi Millenial, Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta, 2021.

Roosa, M.W., Reinholtz, C., & Angelini, P.J. (1999). “The Relation of Child Sexual Abuse and Depression in Young Women: Comparisons Across Four Ethnic Groupsâ€. Journal of Abnormal Child Psychology 27 (1): 65–76.

Downloads

Published

2023-10-19