PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PELAKU BULLYING DI SEKOLAH

Authors

  • Erfitra Dian Apriani Universitas Pamulang
  • Fitri Purnamasari Universitas Pamulang
  • Gloria Oktaviani Simatupang Universitas Pamulang
  • Elvira Universitas Pamulang
  • Gregoriaus Hermawan Kristyanto Universitas Pamulang
  • Joko Riskiyono Universitas Pamulang

Keywords:

Pengaruh lingkungan, Pelaku bullying, sekolah

Abstract

Setiap remaja sebenarnya memiliki potensi untuk dapat mencapai kematangan kepribadian yang memungkinkan mereka dapat menghadapi tantangan hidup secara wajar di dalam lingkungannya, namun potensi ini tentunya tidak akan berkembang dengan optimal jika tidak ditunjang oleh faktor fisik dan faktor lingkungan yang memadai. Dalam pembentukan kepribadian seorang remaja, akan selalu ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor risiko dan faktor protektif. Faktor risiko ini dapat bersifat individual, konstekstual (pengaruh lingkungan), atau yang dihasilkan melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya. Faktor risiko yang disertai dengan kerentanan psikososial, dan resilience pada seorang remaja akan memicu terjadinya gangguan emosi dan perilaku yang khas pada seorang remaja. Sedangkan faktor protektif merupakan faktor yang memberikan penjelasan bahwa tidak semua remaja yang mempunyai faktor risiko akan mengalami masalah perilaku atau emosi, atau mengalami gangguan tertentu. Kesibukan orang tua dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak, menyebabkan orang tua kurang berkomunikasi dengan anaknya bahkan anak tidak terpantau dengan baik, tentang aktivitas anak di sekolah dan dilingkungan rumah. Anak membutuhkan arahan dan dukungan emosional dari orang tuanya sehingga anak tidak merasa sendiri dan orang tu dapat memantau perkembangan anak. Secara umum, pelaku bullying biasanya berasal dari keluarga yang bermasalah seperti permusuhan dalam keluarga, agresi, anak dihukum oleh orang tua secara berlebihan atau adanya situasi rumah yang tidak harmonis sehingga anak merasa stress. Berdasarkan berbagai hal tersebut anak mempelajari perilaku bullying dengan mengamati berbagai konflik yang terjadi di keluarga mereka dan menirunya terhadap teman-temannya.

References

Ali Mohamad dan Asrori Mohamad, (2006). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Bumi Aksara

Assegaf, Abd. Rahman. (2004). Pendidikan Tanpa Kekerasan : Tipologi Kondisi, Kasus dan Konsep. Yogya: Penerbit Tiara Wacana.

Astuti, P.R. (2008). Meredam Bullying: 3 cara efektif mengatasi kekerasan pada anak. Jakarta: PT. Grasindo.

Evertson M Carolyn.(2001).Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Pranada media Group.

Sulfemi, W. B. (2009). Modul Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bogor: STKIP Muhammadiyah Bogor, 1, 1-49.

Sulfemi, Wahyu Bagja. (2016). Modul Pembelajaran Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bogor : STKIP Muhammadiyah Bogor.

Sulfemi, Wahyu Bagja. (2017). Korelasi Penilaian Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Asertif Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Di SMPN 01 Jasinga Kabupaten Bogor. Lingua : Jurnal ilmiah Kajian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 3 (1) 201 7. 90-100

Sulfemi, W. B. (2018). Pengaruh Disiplin Ibadah Sholat, Lingkungan Sekolah, dan Intelegensi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, 16 (2).

Sulfemi, Wahyu Bagja dan Hilga Minati. (2018). Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas 3 SD Menggunakan Model Picture And Picture dan Media Gambar Seri. JPSD. 4 (2), 228- 242.

Sulfemi, W. B., & Yuliana, D. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan, 5(1), 17-30.

Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Bergaul Tanpa Harus Menyakiti. Bogor : Visi Nusantara Maju.

Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Menanggulangi Prilaku Bullying Di Sekolah. Bogor : Visi Nusantara.

Published

2024-05-31