RANCANG BANGUN TEKNOLOGI FILTERISASI AIR KOTOR MENJADI AIR BERSIH MEMANFAATKAN TEKNLOGI ULTRAFILTERISASI DAN RO
DOI:
https://doi.org/10.32493/jitmi.v4i1.y2021.p46-50Keywords:
Filterisasi, Teknologi, AirAbstract
Kegiatan penelitian ini dibuat untuk merancang desain sebuah alat untuk pengolahan air kotor menjadi air bersih dengan teknologi filterisasi Filtrasi merupakan suatu proses pemisahan air dan partikel padat menjadi campuran heterogen dengan menggunakan media filter. Filtrasi yang terdapat pada sistem kontrol proses filtrasi secara otomatis menggunakan air baku dan air tanah. Air baku yang digunakan adalah filter foam, pasir silika, karbon aktif dll. Otomatisasi kerja air baku atau absorben dalam proses penyaringan air pada sistem ini tergantung dari sifat absorber itu sendiri dalam menyerap garam mineral dan kandungan logam di dalam air. Fokus penelitian ini dilaksanakan menggunakan dengan dua tahap dalam tahapnnya, yang pertama yaitu pembuatan konsep desain simulasi alat teknologi filterisasi dan diaplikasikan dalam rancangan, tahapan yang kedua membuata uji kinerja alat dengan Cara menggunkan teknik filterisasi sesuai kaidah standar operasional penggunaan alat yang telah ditetapkan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat di simpulkan bahwa teknologi filterisasi ini sangat bermanfaat bagi kebersihan air yang merupakan kebutuhan hidup sehari hari bagi manusia, oleh karena itu teknologi ini bisa menjadi alternatif bagi para rumah tangga untuk menjadikan air menajdi lebih bersih dan bisa layak di konsumsiReferences
Linsley, R.K. dan J. Franzini. (1985). Teknik Penjernih Air. Penerjemah Djoko Sasongko. Jakarta: Erlangga.
Said, N.I. (2008). Pengolahan Payau Menjadi Air Minum dengan Teknologi Reverse Osmosis. Direktorat Teknologi Lingkungan-BPPT.
Soedjono, E.S., Dewi, L.K, Azfah, R.A. (2012). Rancang Bangun Alat Pemurni Air Payau Sederhana Dengan Membran Reverse Osmosis Untuk Memenuhi Kebutuhan Air Minum Masyarakat Miskin Daerah Pesisir. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Makalah untuk dipresentasikan pada PPI-KIM’96.
Suripin. (2003). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Semarang. ANDI Yogyakarta.
Susana, Yayuk Tri. (2012). Pemanfaatan Potensi Air Hujan dengan Menggunakan Cistern sebagai Alternatif Sumber Air Pertamanan Pada Gedung Perkantoran Bank Indonesia. Teknik sipil. UniversitasIndonesia.
Untari, Tanti. (2015). Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Air Layak Konsumsi di Kota Malang dengan Metode Filter sederhana. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Universitas Brawijaya.
Yulistyorini, Anie. (2011). Pemanenan Air Hujan Sebagai Alternatif Pengelolaan Sumber Daya Air di Perkotaan. Teknik Sipil. Universitas Negeri Malang.
Sabine W.C., Collected Papers on Acoustics, Dover Publications, New York 1923
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
JITMI : Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri have CC-BY-SA or an equivalent license as the optimal license for the publication, distribution, use, and reuse of scholarly work.
In developing strategy and setting priorities, JITMI : Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri recognize that free access is better than priced access, libre access is better than free access, and libre under CC-BY-SA or the equivalent is better than libre under more restrictive open licenses. We should achieve what we can when we can. We should not delay achieving free in order to achieve libre, and we should not stop with free when we can achieve libre.