Pengabdian Masyarakat Tentang Penurunan Percepatan Stunting di Desa Garunglor Sukoharjo Wonosobo

Authors

  • Sulfia Utami
  • Pertiwi Teguh Hudi
  • Agtrin Syahida
  • Mutho'am Mutho'am

DOI:

https://doi.org/10.32493/jpdm.v2i4.24528

Abstract

Desa Garunglor merupakan salah satu desa di kecamatan Sukoharjo, kabupaten Wonosobo. Desa ini memiliki permasalahan stunting yang terbilang cukup serius. Dimana Desa Garunglor menjadi desa nomor dua dengan kasus stunting tertinggi di Kecamatan Sukoharjo. Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak. Stunting tidak hanya mengganggu perkembangan fisik tetapi juga mengganggu perkembangan otak.  Berdasarkan data dari Puskesmas Sukoharjo 2, di Desa Garunglor tercatat terdapat 11 balita stunting menurut indikator BB/ TB, 4 dengan tinggi badan sangat pendek dan 7 dengan tinggi badan pendek. Stunting dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya informasi dan pengetahuan tentang stunting, kurangnya akses pangan yang bergizi, kurangnya air bersih, kurangnya pemberian tablet penambah darah kepada remaja putri, pemorsian gizi pada anak yang kurang teratur, kurangnya pemberian imunisasi pada balita, dan pernikahan dini. Sedangkan di Desa Garunglor sendiri, stunting lebih banyak disebabkan oleh pernikahan dini yang tinggi, pola asuh yang kurang baik, dan asupan gizi yang kurang diperhatikan.

Kata Kunci: Stunting, Asupan Gizi

 

Garunglor Village is one of the villages in Sukoharjo, Wonosobo. This village has a fairly serious stunting problem. Where Garunglor Village is the number two village with the highest stunting cases in Sukoharjo District. Stunting itself is a condition of failure to thrive due to malnutrition in the first thousand days of a child's life. Stunting not only interferes with physical development but also interferes with brain development. Based on data from the Sukoharjo 2 Health Center, in Garunglor Village there were 11 stunting toddlers according to the BB/TB indicator, 4 with very short height and 7 with short height. Stunting can be caused by several factors, namely lack of information and knowledge about stunting, lack of access to nutritious food, lack of clean water, lack of giving blood-boosting tablets to adolescent girls, poor nutrition in children, lack of immunization for toddlers, and marriage. early. Meanwhile, in Garunglor Village itself, stunting is mostly caused by high early marriage, poor parenting, and lack of attention to nutritional intake.

Keywords: Stunting, Nutritional Intake

References

https://diskominfo.wonosobokab.go.id/postings/detail/1041325/Masih-Tinggi-Kasus-Stunting-Perlu-Ditangani-Secara-Kolaboratif.

Munir, Zainal, Kholisotin Kholisotin, and Ayu Masrurotul Hasanah. 2021. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peningkatan Kasus Stunting Pada Balita Di Kabupaten Probolinggo. Jurnal Keperawatan Profesional, 9.1, 47–69 <https://doi.org/10.33650/jkp.v9i1.2037>

Sakti, Syahria Anggita. 2020. Pengaruh Stunting Pada Tumbuh Kembang Anak Periode Golden Age. Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 6.1, 169–75 <http://ejournal.unsub.ac.id/index.php/FKIP>

Sari, Mellia, ‘Bina Husada. 2020. Jurnal Kepetawatan. 5p

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Waliulu, Syariefah Hidayati. 2018. Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Upaya Pencegahan Stunting Anak Usia Balita. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 9.4, 269–72.

Downloads

Published

2022-10-03

Issue

Section

Articles