PEMBERDAYAAN POTENSI HUTAN MANGROVE SEBAGAI INDUSTRI EKOWISATA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT PULAU UNTUNG JAWA
DOI:
https://doi.org/10.32493/jpka.v1i01.6912Abstract
Tujuan Pengabdian Masyarakat berjudul "Memberdayakan Potensi Hutan Mangrove sebagai Industri Ekowisata untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Pulau Untung Jawa" sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban Tri Dharma College. Pengabdian Masyarakat dilakukan di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta pada 9 dan 10 November 2019. Berdasarkan hal di atas, kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan informasi dan atau pengetahuan tambahan tentang pemberdayaan potensi Hutan Mangrove untuk meningkatkan perekonomian dengan melakukan penyuluhan tentang Hutan Mangrove dan pelatihan singkat tentang teknik untuk memberdayakan Hutan Mangrove dan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola industri pariwisata yang dapat diterapkan di Pulau Untung Jawa. Metode yang digunakan dalam Pengabdian Masyarakat adalah dalam bentuk studi pendahuluan tentang Hutan Manrove dan wawancara dengan masyarakat dan para pemangku kepentingan dan kemudian melakukan pertemuan dengan masyarakat untuk memberikan konseling, diskusi dan pelatihan singkat terkait dengan pengelolaan industri pariwisata khususnya ekowisata Hutan Mangrove. Hasil Pengabdian Masyarakat yang diperoleh adalah sejumlah strategi untuk perencanaan teknik pengolahan Hutan Mangrove, strategi pemberdayaan masyarakat dalam mengelola industri pariwisata dan mengidentifikasi potensi lain di Pulua Untung Jawa sebagai faktor pendukung untuk Industri Ekowisata Hutan Mangrove. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi terkait potensi pemberdayaan hutan mangrove untuk menjadi industri ekowisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Pulau Untung Jawa.
References
Donato, D. C., Kauffman, J. B., Murdiyarso, D., Kurnianto, S., Stidham, M., & Kanninen, M. (2012). Mangrove adalah salah satu hutan terkaya karbon di kawasan tropis. Brief CIFOR, 12, 1-10.
Fahriansyah, & Yoswaty, D. (2012). Pembangunan ekowisata di kecamatan tanjung balai asahan, sumatera utara: faktor ekologis hutan mangrove. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 4(2), 346-359.
Fennell, M. J., He, L., & Sloan, M. K. (2008). Analyte monitoring system and methods: Google Patents.
Jamal, F. (2019). PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR. RECHTSREGEL Jurnal Ilmu Hukum, 2(1).
Kusmana, C., Istomo, W. C., Budi, S., Siregar, I., Tiryana, T., & Sukardjo, S. (2008). Manual Silvikultur Mangrove di Indonesia. Departemen Kehutanan Republik Indonesia dan Korea International Cooperation Agency (KOICA). Jakarta (ID): Korea International Cooperation Agency (KOICA) The Rehabilition Mangrove Forest ana Coastal Area damaged By Tsunami in Aceh Project.
Mulyadi, E., Hendriyanto, O., & Fitriani, N. (2010). Konservasi hutan mangrove sebagai ekowisata. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 2(1), 11-18.
Nybakken, J., & Perron, F. (1988). Ontogenetic change in the radula of Conus magus (Gastropoda). Marine Biology, 98(2), 239-242.
Purnobasuki, H. (2012). Pemanfaatan hutan mangrove sebagai penyimpan karbon. Buletin PSL Universitas Surabaya, 28(3-5), 1-6.
Santoso, N., & Arifin, H. (1998). Rehabilitas Hutan Mangrove Pada Jalur Hijau Di Indonesia. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove (LPP Mangrove). Jakarta, Indonesia.
Sudarto, G. (1999). Ekowisata: wahana pelestarian alam, pengembangan ekonomi berkelanjutan, dan pemberdayaan masyarakat: Yayasan Kalpataru Bahari bekerjasama dengan Kehati.
Sudiarta, I. W., & Geldart, D. W. (2006). Interaction energy of a water molecule with a single-layer graphitic surface modeled by hydrogen-and fluorine-terminated clusters. The Journal of Physical Chemistry A, 110(35), 10501-10506.
Wardhani, M. K. (2011). Kawasan konservasi mangrove: suatu potensi ekowisata. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 4(1), 60-76.