Pelatihan Selfcare Untuk Generasi Z Sebagai Upaya Meningkatkan Kesehetan Mental

Authors

  • Adam Roies Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prodi Manajemen, Universitas Pamulang
  • Vera Nisa Oktaviani Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prodi Manajemen, Universitas Pamulang
  • Salsabilah Januari Putri Matsani Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prodi Manajemen, Universitas Pamulang

DOI:

https://doi.org/10.32493/kmm.v4i4.47026

Keywords:

Self Care, Generasi Z, Kesehatan Mental, Menejemen Stres

Abstract

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, tumbuh di era digital yang memberikanpeluang besar sekaligus tantangan signifikan bagi kesejahteraan mental mereka. Generasi ini kerap terpapar media sosial, informasi yang berlebihan (information overload), serta tekanan akademik dan sosial yang terus meningkat. Studi menunjukkan bahwa sekitar 70% dari generasi muda melaporkan merasa stres karena tekanan hidup modern, termasuk ekspektasi tinggi dari lingkungan sosial dan pribadi . Tekanan ini sering kali berujung pada masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan burnout. Penelitian World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa gangguan kesehatan mental adalah salah satu penyebab utama penurunan kualitas hidup di kalangan remaja dan dewasa muda. Di Indonesia, survei Riskesdas 2018 mencatat bahwa prevalensi gangguan mental emosional pada remaja mencapai 9,8% . Solusi dari tantangan ini melibatkan pendekatan yang integratif. Mengedukasi mengenai pentingnya self-care perlu ditanamkan sejak dini, baik melalui kurikulum pendidikan formal maupun kampanye di komunitas. Guru dan fasilitator dapat berperan penting dalam menciptakan ruang aman untuk berdiskusi mengenai kesehatan mental tanpa stigma, teknologi digital yang kerap menjadi sumber tekanan juga dapat dimanfaatkan untuk membantu pelatihan self-care, misalnya melalui aplikasi kesehatan mental atau program mindfulness online yang sesuai dengan gaya hidup Generasi Z. Dan membangun komunitas pendukung di sekolah, kampus, atau tempat kerja, seperti kelompok diskusi dan klub kesehatan mental, dapat memberikan ruang untuk berbagi pengalaman dan saling mendukung antar teman sebaya. Pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kesehatan mental, tetapi juga memberikan keterampilan praktis seperti teknik manajemen stres, pengelolaan waktu, dan mindfulness. Dengan demikian, pelatihan ini diharapkan dapat menciptakan individu yang lebih tangguh secara mental dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih percaya diri.

References

DDI PB. (2024). Gen Z dan kesehatan mental. DDI.or.id. Diakses dari https://ddi.or.id.

Kampus Inovatif. (2024). Generasi Z dan perjuangannya menuju kesehatan mental yang lebih baik untuk semua. Kampusinovatif.id. Diakses dari https://kampusinovatif.id.

Rahmayanty, D., Wahyuni, E., & Fridani, L. (2021). Self-care pada konselor dalam menghadapi stres. Teraputik: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 5(1), 125-131. Universitas Indraprasta PGRI.

Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar). (2018). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diakses dari https://kesmas.kemkes.go.id.

WHO. (2023). Mental health: Strengthening our response. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our- response.

Downloads

Published

2024-12-24

How to Cite

Roies, A., Oktaviani, V. N., & Matsani, S. J. P. (2024). Pelatihan Selfcare Untuk Generasi Z Sebagai Upaya Meningkatkan Kesehetan Mental. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kreasi Mahasiswa Manajemen, 4(4), 366–369. https://doi.org/10.32493/kmm.v4i4.47026