KONSEP HAK MORAL DAN HAK EKONOMI PENCIPTA MENURUT SISTEM COMMON LAW DAN CIVIL LAW (Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Hak Cipta)

Authors

  • Tizzia Resianti Universitas Pamulang
  • Juansen Christian Universitas Pamulang

Abstract

Hak Cipta merupakan hak yang didapatkan langsung oleh pencipta atas karya ciptanya untuk mengatur, mengumumkan dan memperbanyak hasil penuangan gagasan dengan tidak mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak cipta di Indonesia juga mengenal konsep yaitu: “hak moral†dan “hak ekonomiâ€. Hak moral adalah hak dari seorang pencipta untuk mencegah orang lain melakukan tindakan yang merugikan pencipta, sedangkan hak ekonomi adalah hak yang dimiliki pencipta untuk memperoleh keuntungan ekonomi atas ciptaannya dengan cara memperoleh pembayaran dari pihak yang menggunakan ciptaannya berdasarkan kontrak. Negara-negara seperti jerman dan perancis secara eksklusif berfokus kepada pekerjaan hak cipta individu, sedangkan negara hukum umum seperi inggris dan amerika serikat berfokus kepada kepemilikan hak cipta bekerja. Hal inilah yang mengawali terciptanya konsep hak cipta yang berasal dari sistem hukum benua.

References

Buku

Iswi Hariyani, Prosedur Mengurus HAKI yang Benar, (Yogyakarta: Penerbit Pustaka Yustisia, 2010)

Etty Susilowati, Kekayaan Intelektual dan Lisensi pada KI, (Semarang: UNDIP Press, 2013),

Paul Goldstein, International Copyright, Principle. Law, and Practice, Oxford University Press, Madison Avenue, New York, 2001

Thomas F. Cotter, Pragmatism, Economics, and The Droit Moral, North Carolina Law Review, November 1997,

Eddy Damian, Hukum Hak Cipta menurut Beberapa Konvensi Internasional, Undang-undang Hak Cipta 1997 dan Perlindungannya terhadap Buku serta Perjanjian Penelitiannya (Bandung: FT. Alumni, 1999),

Paul Supnik dan Sarah Fauider, Enforcement of Copyright and Related Rights Affects The Music Industry (Netherlands: MAKLU Publishers, 1993), hlm. 45

Julian Turton dan Cees van Rij, Neighbouring Rights: Artists, Producers, and their Collecting Societies, (Netherlands; MAKLU Publishers, 1990), hlm. 98.

Online/Word Wide Web:

http://cyber.law.harvard.edu/metaschool/fisher/integrity/Links/Articles/ cotter.html

https://topcareer.id/read/2020/03/10/25787/musisi-dan-penyanyi-terima-royalti-performing-rights-di-hari-musik-nasional/

https://musik.kapanlagi.com/berita/sering-dilanggar-pengusaha-karaoke-apa-sih-mechanical-right-itu-29d4c2.html

https://www.gesetze-im-internet.de/englisch_urhg/englisch_urhg.html

https://www.legislation.gov.au/Details/C2004B00593

https://laws-lois.justice.gc.ca/eng/acts/c-42/fulltext.html

https://laws-lois.justice.gc.ca/eng/annualstatutes/2012_20/fulltext.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Moral_rights_in_Canadian_copyright_law

https://clovers.law/en/blog/2015/01/how-are-moral-rights-treated-under.html

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20281401-T%2029255-Perlindungan%20hak-full%20text.pdf

Working Paper:

Bechtold, Stefan; Engel, Christoph (2017) : The valuation of moral rights:A field experiment, Preprints of the Max Planck Institute for Research on Collective Goods, No.2017/4, Max Planck Institute for Research on Collective Goods, Bonn

Rooseno Haijowldagdo, Masalah Pungutan Royalti dan Perlindungan Karya Cipta (BPHN, Departemen Kehakiman Rl, 1993/1994)

Peraturan Perundang-undangan:

Copyright Amendment (Moral Rights) Bill 1999

Copyright Act, R.S.C., 1985, c. C-42

Act on Copyright and Related Rights (Urheberrechtsgesetz – UrhG)

Amendments to Law No. 633 of 22 April 1941

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Downloads

Published

2022-09-18