TIGA PEREMPUAN KARYA OKA RUSMINI: KONSTRUKSI RUANG GERAK PEREMPUAN MELALUI INDOKTRINASI
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membongkar bentuk indoktrinasi pada perempuan-perempuan Bali untuk membatasi ruang gerak mereka yang direpresentasikan dalam cerita pendek Tiga Perempuan yang ditulis oleh Oka Rusmini. Kehidupan masyarakat Bali yang sangat lekat dengan budaya menjadi salah satu cara untuk bisa menanamkan indoktrinasi. Oleh karena itu, budaya menjadi bentuk indoktrinasi yang bisa dilakukan untuk mengontrol perempuan dalam masyarakat Bali. Dalam cerita pendek Tiga Perempuan, indoktrinasi paling dominan terjadi melalui perilaku yang harus dimiliki perempuan. Dalam hal ini, melalui budayanya perempuan Bali diajarkan untuk menjadi makhluk yang submisif melalui tindak tutur yang lemah lembut dan perilaku yang penurut.
Konsep-konsep dari Welter digunakan untuk menganalisis cerita pendek Tiga Permpuan. Menurut Welter, indoktrinasi adalah cara ampuh untuk membatasi ruang gerak perempuan. Melalui indoktrinasi, perempuan tidak akan melakukan perlawanan ketika ruang geraknya dibatasi. Hal ini dikarenakan, seorang perempuan akan merasa bahwa ia harus mematuhi semua doktrin-doktrin itu agar dianggap benar dalam masyarakat. Secara khusus, konsep indoktrinas melalui submissivenes akan digunakan untuk menganalisis keterbatasan ruang gerak tokoh-tokoh perempuan dalam cerita pendek Tiga Perempuan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan melalukan analisis data yang merupakan seperangkat cara atau teknik penelitian yang merupakan perpanjangan dari pikiran manusia karena fungsinya untuk mencari hubungan antardata yang tidak akan pernah dinayatakan sendiri oleh data yang bersangkutan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat hubungan-hubungan antara satuan-satuan tekstual yang terdapat dalam Tiga Perempuan dalam kaitannya dengan konsep indoktrinasi yang membatasi ruang gerak perempuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya indoktrinasi yang dilakukan kepada perempuan melalui budaya. Tokoh-tokoh perempuan dala Tiga Perempuan diajarkan untuk menjadi makhluk yang submisif. Dengan begitu, semua tokoh perempuan ini digambarkan pasrah dan tidak melakukan perlwanan apapun ketika ruang gerak mereka hanya dibatasi dalam urusan adat di domestik area.
Kata Kunci: indoktrinasi, submissiveness, , konstruksi, perempuan.