PERAN DAN FUNGSI VISUM ET REPERTUM SEBAGAI PENGGANTI CORPUS DELICTI (TANDA BUKTI) DALAM HAL TERJADINYA TINDAK PIDANA KESUSILAAN (PEMERKOSAAN) DENGAN KEKERASAN

Authors

  • Oksidelfa yanto Universitas Pamulang

Abstract

ABSTRAK

 

Tindak pidana merupakan suatu rangkaian perbuatan yang dilakukan seseorang atau beberapa orang yang menimbulkan akibat hukum bagi pelakunya. Salah satu tindak pidana yang terdapat dalam hukum positif Indonesia adalah tindak pidana kesusilaan (perkosaan). Pelakunya dapat satu orang atau lebih. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normtaif dengan sumber daya yaitu data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mengungkap suatu tindak pidana perkosaan diperlukan pemeriksaan oleh penegak hukum tanpa mengorbankan hak-hak dari pelaku serta tidak mengabaikan rasa keadilan korban. Salah satu rasa keadilan korban yang tidak boleh diabaikan yaitu pengungkapan adanya kekerasan. Hal ini karena dalam visum et repertum, terhadap unsur persetubuhan ini masih dapat dibuktikan dan diterangkan didalamnya meskipun terjadinya tindak pidana perkosaan telah berlangsung dalam jangka waktu lama dari dilaporkannya tindak pidana tersebut. Namun terhadap tanda kekerasan pada diri korban perkosaan, hal ini dapat tidak termuat dalam visum et repertum, mengingat tanda kekerasan yang biasanya berbentuk luka pada tubuh korban dapat berangsur pulih dan hilang dengan bertambahnya waktu. Dengan demikian, peranan visum et repertum dapat memberi petunjuk (corpus delicti) mengenai adanya unsur persetubuhan dan unsur kekerasan, perkiraan waktu terjadinya tindak pidana perkosaan, juga dapat memberikan hasil pemeriksaan terhadap barang bukti dalam tindak pidana perkosaan.

 

Kata Kunci: Visum et repertum, corpus delicti, tindak pidana 

Downloads

Published

2017-12-08