KAJIAN EKOKRTITIK SERTA UPAYA PENDOKUMENTASIAN MITOS DAN CERITA RAKYAT DI RANGKASBITUNG

Authors

  • Zaky Mubarok Universitas Pamulang
  • Adam Muhammad Nur Universitas Pamulang
  • Taat Budiono Universitas Pamulang

DOI:

https://doi.org/10.32493/sns.v1i1.8021

Abstract

Mitos dalam perjalanannya menyertai perkembangan hidup Manusia. Manusia yang berkembang akan menentukan dan menciptakan perangkat budanya sendiri, salah satunya adalah dengan mencipakan cerita-cerita yang menjadi  nilai estetik pada perangkat budaya. Mitos dalam perangkat budaya masuk kedalam berbagai perangkat, namun secara khusus ia berada pada kelompok Seni dan Bahasa sebagai alat komunikasi. Pada era informasi yang cepat ini dan desakan kebutuhan sandang pangan yang juga cepat, maka, penting rasanya untuk melakukan penelitian mengenai kaitan mitos, khususnya mitos yang menyertai perkembangan masyarakat agraria dan kaitanya dengan lingkungan hidup. Oleh karena itu, Peneletian ini bertujuan untuk, 1) Mendeskripsikan nilai-nilai lingkungan hidup pada Mitos dan Cerita Rakyat yang tersebar di Rangkasbitung, 2) Upaya pendokumentasian Mitos dan Cerita Rakyat yang tersebar di Rangkasbitung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan dokumentasi dengan model pendekatan deskriftif qualitatif dan ekokritik. Pendekatan ekokritik digunakan untuk mengetahui sejauh mana Mitos dan Cerita Rakyat di Rangkasbitung terkait dengan lingkungan hidup. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mitos dan Cerita Rakyat yang tersebar di Rangkasbitung. Hasil penelitian ini adalah berupa deskripsi nilai ekologi pada Mitos dan Cerita Rakyat di Rangkasbitung.

References

Pusat Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sugono, D. (2003). Buku Praktis Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Pusat Bahasa.

Ben-Amos, D. (1971). Toward a Definition of Folklore in Context. The Journal of American Folklore, 3-

Audifax. (2005). Mite Harry Potter: Psikosemiotika dan Misteri Simbol di Balik Kisah Harry Potter.

Yogyakarta: Jalasutra.

Barthes, R. (1957). Mythologies. Paris: du Seuil.

Levi-Strauss, C. (1995). Myth and Meaning. New York: Schocken.

Love, G. (2003). Practical Ecocritisism, literature, biology, and the environment. Virginia: University of

Virginia Press.

Sayuti, S. (2014). Ekologi dan Multikulturalisme. Seminar Nasional Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni UNY.

Mubarok, Z. (2017). Kajian Ekokritik Pada Naskah Drama Kisah Perjuangan Suku Naga Karya Rendra.

Jurnal Sasindo UNPAM, 1-23.

Juanda. (2018). Fenomena Eksploitasi Lingkungan Dalam Cerpen Koran MInggu Indonesia Pendekatan

Ekokritik. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 165-189.

Atfalusoleh, S. (2018). Kajian Ekokritik Sastra Cerpen Harimau Belang Karya Guntur Alam Dalam

Kumpulan Cerpen Kompas 2014 "Karma Tanah dan Cerita Lainnya". SEMNAS KBSP V (pp.

-377). Surakarta: SEMNAS KBSP.

Bahardur dan Ediyono. (2017). Unsur-Unsur Ekologi Dalam Sastra Lisan Mantra Pengobatan Sakit Gigi

Masyarakat Kelurahan Kuranji. Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya,

-30.

Susanto, H. (2018). Kecamatan Rangkasbitung Dalam Angka. Kabupaten Lebak: BPS Kabupaten Lebak. Sugiyono. (2015). MetodePenelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Widnyana, K. (2008). BAMBU DENGAN BERBAGAI MANFAATNYA. Bumi Lestari Journal of

Environment, 8(1). Retrieved from https://ojs.unud.ac.id/index.php/blje/article/view/2418,

/10/2020, 18.33

Downloads

Published

2020-11-27