INTERPRETASI WACANA HUMOR MEME MELALUI KAJIAN TEORI RELEVANSI

Authors

  • Astri Dwi Floranti Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing (STIBA) Invada, Cirebon
  • Yasir Mubarok Universitas Pamulang
  • Aceng Ruhendi Saifullah Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

DOI:

https://doi.org/10.32493/sasindo.v9i2.%25p

Keywords:

Meme, Teori Relevansi, Ingcongruity-Resolution, Humor, Ketidaksejajaran, Multimodalitas

Abstract

Meme (dibaca: mim) dikenal sebagai wacana humor kekinian yang tercipta dan tersebar melalui media-media sosial. Interpretasi humor meme tentu berbeda dengan interpretasi humor verbal mengingat meme berbentuk item digital berupa foto dengan perpaduan aspek verbal dan visual. Studi ini merupakan studi lanjutan dari Floranti dan Saifullah (2016) yang diharapkan mampu melengkapi strategi penciptaan humor meme melalui perspektif teori relevansi Sperber dan Wilson (1986) serta bantuan dari teori multimodalitas Kress dan Van Leeweun (2006). Model ingcongruity – resolution dan teori relevansi menempatkan peranan kognisi pembaca sebagai modal utama dalam menemukan intensi komunikatif kreator dan meraih efek humor. Pembaca harus menggali efek kontekstual dan berusaha menyelesaikan ketidaksejajaran interpretasi sehingga implikasinya ialah usaha pemrosesan akan semakin besar. Berkaitan dengan konsep teori relevansi, meme dapat diinterpretasikan dengan berbagai cara dan tingkatan oleh setiap pembaca yang berbeda.

References

Azwardi. (2018). Metode Penelitian: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press Darussalam,

Cruse, A. (2000). Meaning in language: An introduction to semantics and pragmatics. New York: Oxford University.

Floranti, A.D dan Saifullah, A.R. (2016). Strategi penciptaan humor meme. Dalam Dadang Sudana (Ed). Seminar Tahunan Linguistik (SETALI) 4, pp.52-56. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Gunarwan, Asim. 2007. Pragmatik: Teori dan Kajian Nusantara. Jakarta: Universitas Atmajaya.

Grundy, P. (2008). Doing Pragmatics. Edisi ke-3. London: Hodder Education.

Kress, G. dan Van Leeuwen, T. 2006. Reading Images: The Grammar of Visual Design. London: Routledge.

Jin, S., dan Wang, B. (2012). A relevance theoretic-based approach to verbal humor in Joe Wong’s Talk Show. International Journal of English Literature, 2 (3), pp.44-48. DOI:10.5539/ijel.v2n3p44.

Mubarok, Y. (2016). Analisis Ciri Bahasa Sehari-Hari/Properties of Everyday Language Pada Meme (Sebuah Kajiian Analisis Pragmatik). Maranatha International Conference On Language, Literature, and Culture, pp. 26-33. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Nurjanah, N. (2016). Membedah relevansi dalam iklan “WRPâ€. Dialektika, 3 (1), pp. 67 – 86. http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v3i1.4180.

Ritchie, G. (2009). Variation of Incongruity Resolution. Journal of Literary Theory, 3(2), hlm. 313-332.

Sanz, M.J.P. (2013). Relevance theory and political advertising: a case study. European Journal of Humour Research, 1 (2), pp 10- 23. Diakses pada 24 Desember 2016 dari http://dx.doi.org/10.7592/EJHR2013.1.2.jesuspinarsanz

Shuqin, H. (2013). A relevance theoretic analysis of verbal humor in the big bang theory. Studies in Literature and Language, 7(1), pp.10-14. DOI:10.3968/j.sll.1923156320130701.2549

Wilson, D. dan Sperber, D. (2006). Relevance theory. In Handbook of

Pragmatics, eds. Laurence R. Horn dan Gergory Ward. Oxford: Blackwell Publishing Ltd.

Downloads

Published

2021-12-01

How to Cite

Floranti, A. D., Mubarok, Y., & Saifullah, A. R. (2021). INTERPRETASI WACANA HUMOR MEME MELALUI KAJIAN TEORI RELEVANSI. Jurnal Sasindo UNPAM, 9(2), 143–157. https://doi.org/10.32493/sasindo.v9i2.%p