CITRA BAHASA KIASAN PADA PERTUNJUKAN WAYANG KULIT BERBAHASA INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.32493/sasindo.v10i1.59-75Abstract
Wayang diakui oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco), pada 7 November 2013 sebagai World Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Pengakuan ini penting karena warisan budaya Indonesia diakui dunia. Namun yang lebih penting lagi adalah memperkenalkan wayang yang penuh nilai budaya dan pesan moral kepada masyarakat luas, di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Saat ini pergelaran wayang masih terpusat di wilayah Jawa dengan bahasa Jawa dan audiens masyarakat Jawa. Hal ini terjadi karena pertunjukan wayang dilakukan dengan menggunakan bahasa Jawa sehingga banyak yang tidak memahami cerita yang disampaikan oleh dalang. Artikel ini mencoba mengkaji bagaimana bila pergelaran wayang dilakukan dengan menggunakan Bahasa Indonesia agar lebih dapat dinikmati lebih banyak masyarakat. Penelitian dilakukan dengan mengamati dokumen rekaman pertunjukan wayang berbahasa Indonesia yang disajikan oleh Bimo Sinung Widagdo dan Dhalang Poer. Kegiatan penelitian menggunakan rancangan kualitatif dengan teknik observasi, perekaman, simak catat, dan rekonstruksi data. Dari hasil penelitian, didapat bahwa ada kesulitan dalam memaknai pesan cerita karena keterbatasan kosakata Bahasa Indonesia dalam menggambarkan emosi atau suasana dalam penceritaan. Hal ini dapat mengurangi nilai pesan pada cerita asli. Suatu strategi diperlukan agar penceritaan wayang berbahasa Indonesia tidak mengalami degradasi pesan yang terlalu jauh sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat, namun pesan budaya dan moral dapat tetap disampaikan dengan baik. Salah satunya yaitu dengan digunakannya bahasa kiasan oleh para pedalang.
Kata Kunci: bahasa kiasan, wayang kulit, wayang berbahasa Indonesia
References
Abrams, M.H. 2010. A Glosary In Literary Terms. New York : Holt, Rinehart and Winston
Aminuddin. 2013. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia.
Amir, H., (1991). Nilai-Nilai Etis Dalam Wayang. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Arifin, F. (2013). "Wayang Kulit Sebagai Media Pendidikan Budi Pekerti". Jantra.
Bastomi, Suwaji. Nilai-Nilai Seni Pewayangan. Semarang: Dahara Prize, 1993.
Ghofir, J., Kunci, K., & Suci, B. (2013). "NILAI DAKWAH DALAM
KEBUDAYAAN WAYANG: Pemaknaan Atas Cerita Dewa Ruci. Jurnal Dakwah Tahun Jamal Ghofir, Nilai Dakwah Dalam Kebudayaan Wayang". Jurnal Dakwah Tahun.
Hasrinuksmo, B., 1999. Ensiklopedi Wayang Indonesia. Jakarta: Sena Wangi.
Isma'un, B., 1990. Peranan Koleksi Wayang dalam Kehidupan Masyarakat. Yogyakarta: Depdikbud.
Keraf, G. (2008). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Kasiyan Kasiyan. (2001). "PEREMPUAN DAN IKLAN: SEBUAH CATATAN TENTANG PATOLOGI IDEOLOGI GENDER DI ERA KAPITAL" . Nirmana.
Maknun, M. L. (2015). "ESENSI DAKWAH WAYANG KULIT
BANJARDALANG IDERUS (Studi Transkripsi Pementasan Tahun 2009 di Martapura)". SMART. https://doi.org/10.18784/smart.v1i2.254
Moeliono, Anton. M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.
Nurdin, Ade dkk. 2002. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas 1,2,3 SMU. Bandung: CV Pustaka Setia.
Pramono, Heru.
https://surabaya.tribunnews.com/2010/07/22/menonton-wayangdalam-bahasa-indonesia.
Setiawan (2017). MAKNA FILOSOFI WAYANG PURWA DALAM LAKON
DEWA RUCI. Kontemplasi: Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin. https://doi.org/10.21274/kontem.2017.5.2.399-418
Sugiyo, S. (2021). Majas dan Citraan Cerpen “Langit Menganga†Karya Danarto (Kajian Stilistika). Jurnal Sasindo UNPAM, 9(2).
Sujamto. Sabda Pandhita Ratu. Semarang: Dahara Prize, 1993.
Supriyono, S. (1970). "URGENITAS PEMAHAMAN BAHASA FIGURATIF DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN APRESIASI PUISI SISWA". Jurnal Kependidikan. https://doi.org/10.24090/jk.v2i1.548
Tarigan, Henry Guntur. 2010. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
WAYANG KULIT TRADISIONAL DAN PASCA-TRADISIONAL DI JAWA MASA KINI. (2014). Jurnal Kajian Seni. https://doi.org/10.22146/art.5965
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.