BENTURAN PERADABAN: BAHASA DAN BUDAYA DI KANCAH NASIONAL DAN GLOBAL MENCAPAI TITIK KULMINASI (ANALISA WACANA KRITIS)
DOI:
https://doi.org/10.32493/sasindo.v10i2.59-66Keywords:
benturan peradaban, bahasa, budayaAbstract
Isu benturan peradaban hangat diperbincangkan sejak Samuel Huntington bahas dalam bukunya The Clash of Civilization and the Remaking of World Order (disampaikan pada pidato tahun 1996) , dan Francis Fukuyama dalam bukunya The End of History and the Last Man tahun 1992, hingga dibahasakan di forum-forum internasional pasca negeri super power Amerika Serikat dinyatakan memimpin dunia setelah jatuhnya rival utama blok timur Uni Sovyet runtuh. Berikutnya muncul kekuatan baru dunia yang akan menyaingi hegemoni barat yaitu kekuatan seperti Confucious-Budha (Cina, Jepang, Korea), Islam, dan lainnya. Dengan kata lain sejak saat itu (runtuhnya Uni Sovyet) akan terjadi benturan peradaban dunia antara kekuatan-kekuatan besar dunia. Kekuatan besar dunia seperti KristenYahudi Barat, Confucious-Budha (Cina, Jepang dan Korea), Islam (Timur-Tengah dan Asia), Hidhu-India, dan kekuatan-kekuatan lainnya akan saling bersaing dan berbenturan antara satu dengan lainnya. Perang wacana seperti fenomena perebutan kekuasaan atau saling mengklaim suatu wilayah atau suatu fakta tertentu seperti yang sekarang sedang berlangsung di wilayah: laut Cina selatan utara atau fakta kasus lama Palestina-Israel di tingkat dunia dengan diawali perang tagar sebelum penurunan kekuatan antara kekuatan yang bertikai. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk ketahui implikasi yang sulit dihindari dari dinamika perkembangan peradaban dunia dari zaman ke zaman yang menurut penulis adalah implikasi bahasa sebagai alat komunikasi baik lewat media massa maupun media sosial yang menjadi satu-satunya alat untuk mendefinisikan suatu realitas. Sebagaimana bahasa juga satu-satunya alat praktis dalam mengungkapkan nilai-nilai budaya sebagai arena pergulatan makna atau perang wacana. Dengan kata lain kemungkinan tergelincirnya penggunaan dari implikasi bahasa ini sangat terbuka sepanjang masa. Sementara kecenderungan dunia abad ke-21 diantaranya peran kelompok akan semakin menguat dibanding peran negara yang sebenarnya lebih luas dan dominan, semakin menggejala sehingga menambah frekuensi benturan peradaban di berbagai pelosok dunia semakin nyata. Baik itu kelompok suatu agama, kelompok organisasi massa, kelompok sosial berlabel ini dan itu akan semakin beragam lebih nyata mengemuka dalam kehidupan sosial saat ini. Oleh karena itu metode yang tepat hindari seringnya gesekan sosial yang seharusnya tidak perlu terjadi justeru kini seringkali terjadi oleh karena sebab sepele yang diawali dengan celetukan omongan, celotehan di medsos, saling sindir lempar ucapan kata-kata hingga akhirnya menjadi alasan untuk menyerang kelompok lain hingga menjatuhkan pihak lain.Hasil dari kesimpulan fenomena seperti tersebut di atas atau penggunaan bahasa yang tidak tepat menjadi penyebab suatu tawuran, bentrokan, saling adu mengadu ke pihak berwajib hingga pengerahan massa dan usaha menjatuhkan suatu rezim misalnya. Fenomena yang sebelumnya relatif masih jarang ini terjadi sebelum semaraknya alat komunikasi seperti Handphone atau telepon genggam ini dipegang oleh sebagian besar masyarakat tak terkecuali dari sejak anakanak hingga orang tua kini telah dijajah oleh gudjet atau hp. Baik dalam bentuk WA, facebook. Twitter, instagram, messenger atau telegram semakin massif dan tak terhindarkan lagi baik dalam skala lokal, nasional, bahkan internasional tak terkecuali.
References
Huntington, Samuel P. Benturan Antar Peradahan Dan Masa Depan Politik Dunia, Jakarta: Penerbit Qalam, 2012 2.
Marijan, Kacung Ilmu Politik Dalam Paradigma Abad ke-21, Jakarta: PT.Kharisma Putra Utama, 2013 3.
Nolan,Titus Smith, Persoalan-Persoalan Filsafat , Jakarta: Bulan Bintang, 1984 4.
Polak, Mayor Sosiologi Suatu Buku Pengantar Ringkas, Jakarta: Penerbit Dan Balai Buku Ichtiar, 1966 5.
Suseno, Franz Magnis, Etika Politik , Jakarta: Gramedia, 2003 6.
Saefullah, Aceng R. Makalah Seminat Nasional; Relasi Bahasa Dan Mesia Dalam Konteks Komunikasi Lintas Budaya Di Ruang Virtual, UPI. Seminar Nasional Prodi Sastra Indonesi, Fakultas Sastra UNPAM, Sabtu 18 Desember 2021. 7. Wikipedia. 29/05/2022
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.