KEINGINAN UNTUK PULANG: Kecemasan dan Ambivalensi dalan Novel Miss Lu

Authors

  • Novi Diah Haryanti

DOI:

https://doi.org/10.32493/sasindo.v1i1.%25p

Abstract

Pascalengsernya Soeharto, berbagai macam karya sastra muncul kepermukaan membawa isu-isu yang “terpendam†selama berpuluh-puluh tahun. Salah satu isu yang paling sering diangkat ke dalam cerita adalah tragedi’65, yang tidak hanya memakan korban jiwa, tapi juga menimbulkan rasa traumatis terhadap korban hidup yang tersisa. Selain ‘menyapu’ mereka yang dianggap tercemar oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), sasaran lain tragedi ini adalah etnis Tionghoa.

Esai ini bertujuan untuk memperlihatkan proses peliyanan yang dilakukan terhadap etnis Tionghoa dan membongkar pemakanaan nasionalisme –secara sempit– yang dilakukan pemerintah untuk mengindonesiakan etnis Tionghoa dalam novel Miss Lu (2003) karya Naning Pranoto. Metode deskriptif analisis dengan perspektif multikulturalisme digunakan untuk melihat wacana nasionalisme dan  oposisi biner “pribumi vs nonpribumi†dalam novel.

Berdasarkan pembacaan terhadap Miss Lu, tampak sikap ambivalen pemerintah terkait etnis Tionghoa. Di satu sisi pemerintah berusaha “mengindonesiakan†mereka, namun di sisi lain membuat berbagai aturan yang mempertegas perbedaan antara pribumi dengan etnis Tionghoa sebagai nonpribumi (other). Dengan demikian, pemaknaan kembali kata nasionalisme menjadi penting di tengah upaya mewujudkan Indonesia yang multikultur. 

 

Kata kunci: identitas, other, nasionalisme, etnis Tionghoa.

Downloads

Published

2014-07-01

How to Cite

Diah Haryanti, N. (2014). KEINGINAN UNTUK PULANG: Kecemasan dan Ambivalensi dalan Novel Miss Lu. Jurnal Sasindo UNPAM, 1(1). https://doi.org/10.32493/sasindo.v1i1.%p