TANTANGAN PEMBANGUNAN KAWASAN PINGGIRAN METROPOLITAN JAKARTA PRIVATISASI JABODETABEK

Abstract

Perkembangan metropolitan baru-baru ini di negara maju dikaitkan dengan “pasca-pinggiran kotaâ€, atau penurunan populasi di bekas pusat kota dan pertumbuhan struktur polisentris di luar tradisional inti. Perkembangan perkotaan saat ini di kota-kota Asia, khususnya di wilayah metropolitan Jakarta (Jabodetabek), juga mencerminkan tahap awal pasca-suburbia. Kami mencoba memeriksa pola perkembangan fisik dan perubahan peran sektor publik dan swasta, meskipun pendekatan yang dilakukan deskriptif. Pertumbuhan pesat di daerah pinggiran yang telah berkembang dari ikatan komunitas menjadi kota mandiri, dipicu oleh privatisasi kawasan industri dan kota baru multifungsi, menunjukkan tipikal pola pasca-pinggiran kota. Kebijakan ekonomi nasional terhadap pertumbuhan pemerintah dan otonomi daerah yang diberikan kepada tiap daerah pemerintahan telah memberikan sektor swasta kekuatan untuk sebagian besar mengontrol akuisisi, pembangunan, dan pengelolaan lahan di daerah pinggiran, mempercepat pasca-pinggiran kota menuju pola pembangunan terstruktur. Perencana di negara berkembang harus waspada terhadap peran sektor swasta yang meningkat pesat, mengenali bagaimana sektor swasta dapat membantu pemerintah untuk menanggapi daerah kebutuhan perumahan, pekerjaan, belanja dan kesempatan pendidikan, dan infrastruktur sambil memahami peran kunci yang Privatisasi dari Metropolitan Jakarta (Jabodetabek) sebagai pinggiran perkotaan. Tahapan Awal “Pasca Suburbanisasi†di Indonesia perencanaan dapat dan harus berperan dalam memastikan tindakan sektor swasta sehingga tidak memperburuk masalah regional dan menyebabkan tidak terkoordinasi tanggapan publik. Luaran yang diharapkan adalah jurnal nasional bereputasi.