PENGARUH METODE KLEM TERHADAP LAMA HARI PERAWATAN PADA ANAK YANG MENJALANI SIRKUMSISI DI PONIRAN KHITAN CENTRE BENGKULU
Keywords:
Anak, Sirkumsisi, Metode KlemAbstract
Sirkumsisi merupakan tindakan bedah minor yang paling banyak dikerjakan di seluruh dunia, yaitu cara memotong seluruh atau sebagian prepusium penis atas indikasi dan tujuan tertentu. Metode sirkumsisi yang dapat digunakan adalah metode klem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode k lem terhadap lama hari perawatan luka sirkumsisi pada anak yang menjalani sirkumsisi.. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra experimental pretest posttes design, dengan jumlah sampel sebanyak 15 responden. B erdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji t dependent diperoleh hasil ada pengaruh metode klem dengan nilai ( p value = 0,000) terhadap lama hari perawatan luka sirkumsisi pada anak yang menjalani sirkumsisi di Poniran Khitan Centre Bengkulu . Peranan dari pihak Poniran Khitan Centre akan sangat membantu memfasilitasi anak dalam perawatan luka yang menjalani sirkumsisi.
References
Arifin, Miftahul. (2014). Hubungan Presepsi tentang Sirkumsisi dengan Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) yang akan Dilakukan Sirkumsisi di Desa Gambangan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso. Jurnal Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember. Diakses 10 April 2019.
Bailey R.C et al. (2007). Male circumcision for HIV prevention in young men in Kisumu, Kenya: Randomised controlled trial. The Lancet; 369: 643-655.
Gray et al. (2007). Male circumcision and prevention of HIV and sexually transmitted infections. Current Infectious Disease Reports. 2007; 10: 121-127.
Hermana, Asep. (2010). Teknik Operasi Sirkumsisi. Jakarta : Sagung Seto. Hockenberry,M.J&Wilson,D.(2015).Essentialofpediatricnursing.St.LouisMissoury: Mosby
Huttenlocher, A. & Horwitz, A. R. (2007). Wound healing with electric potential. N Engl J Med., 356, 303-304.
Juanita, Farida. (2017). Teknik Distraksi Audio Visual Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak Usia Sekolah yang Menjalani Sirkumsisi. Karya Tulis Ilmiah Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Diakses 10 Maret 2020.
M.Maizels, P.Meade, I.RosoklijaM, MitchellD.Liu. (2019). Outcome of circumcision for newborns with penoscrotal web: oblique skin incision followed by penis shaft skin physical therapy show ssuccess. https://doi.org/10.1016/j.jpurol.2019.05.021 Get rights andcontent.
Morris, B., Waskett, J., Banerjee J., Wamaii, R.G., Tobian, A.A., Gray, R.H., Bailis, S.A., et al. (2016). A‘snip’in time: what is the best age to circumcise. Biomedicentral Pediatrics. 6-10.
Schoen E.J et al. (2000). New policy on circumcision-cause for concern. Pediatrics. 2000; 105: 620-624.
Seth A.Alpert, Christina B.Ching, Daniel G. DaJusta, Daryl J.McLeod, Molly E. FuchsabVenkata R. Jayanth. (2018). Combination treatment for cicatrix after neonatal circumcision: An office-based solution to a challenging problem. https://doi.org/10.1016/j.jpurol.2018.05.022Get rights and content.
UNAIDS. (2010). Neonatal and child male circumcision : a global review.
WHO. (2007). Male circumcision: Global trends and determinants of prevalence, safety andacceptability.
WHO. (2013). Male circumcision: Global trends and determinants of prevalence, safety andacceptability.
Wong, Donna L. Et al. (2008). Pediatric nursing. Jakarta: EGC.