HUBUNGAN EFEKTIFITAS KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT STRESS PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS RUMPIN
Keywords:
Komunikasi terapeutik, Tingkat stressAbstract
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2012, Indonesia merupakan salah satu wilayah asia tenggara yang menempati urutan ke tiga dunia dengan angka kejadian kusta sebanyak 23.169 penderita setalh india dan brazil. Sikap dan perilaku masyarakat yang negatif terhadap penderita kusta sering kali menyebabkan penderita kusta merasa tidak mendapat tempat dikeluarganya dan lingkungan masyarakat, hal ini bisa menyebakkan tingkat stress pada penderita kusta sangat tinggi dan bisa mempengaruhi pada tingkat kesembuhan pasien kusta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan efektifitas komunikasi terapeutik dengan tingkat stress pasien kusta . Metode penelitian ini kuantitatif yang menggunakan data primer (Kusioner) dan memakai metode penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita kusta yang ada di Puskesmas Rumpin sebanyak 39 responden. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 39 orang pasien kusta di Puskesmas Rumpin. Hasil penelitian dari 39 responden diperoleh pasien kusta yang mengatakan komunikasi terapeutik petugas kepada pasien kusta kurang sebanyak 1 orang (100%) pada pasien kusta yang mengalami stress berat, menurut pasien kusta komunikasi petugas baik sebanyak 7 orang (28%) pada pasien yang tidak mengalami stress, sebanyak 7 orang (28%) pada pasien yang mengalami stress sedang, sebanyak 6 orang (24%) pasien yang mengalami tingkat stress sangat berat, sebanyak 4 orang (16%) pada pasien yang mengalami stress ringan sedangkan 1 orang (4%) pasien kusta yang mengalami stress berat mengatakan komunikasi patugas baik. hasil uji statistic diperoleh nilai p-value = 0,02< α = 0,05. Maka Ho diterima sehingga dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara efektifitas komunikasi terapeutik dengan tingkat stress pasien kusta di Puskesmas Rumpin. Saran diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa di jadikan referensi bagi dokter atau perawat dalam menangani pasien kusta dengan permasalahannya dengan cara melakukan komunikasi yang baik antara petugas kusta dan pasien kusta sehingga pasien kusta merasa nyaman selama melakukan pengobatan di Puskesmas.
References
Amiruddin, D., Penyakit kusta. 2th ed. Suatu tinjauan klinis. 2012, Surabaya: Berlian Internasional.
Aufi,Ramadhania P.2018. 6 cara ampuh mengatasi stress,https://www.cermati.com
Basra, 2017. Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan pasien pre-operasi di RSUD Nene Mallomo Kab. Sidrap.
Faturahman, Y., Faktor lingkungan fisik rumah yang berhubungan dengan kejadian kusta di Kabupaten Cilacap Tahun 2010. 2011, FKM Universitas Siliwangi: Tasikmalaya
Fajar, NA 2010, Dampak Psikososial Penderita Kusta Dalam Proses Penyembuhannya, Jurnal Pembangunan Manusia vol. 10, no.1.
Gopal, PK 2010, “Psychosocial Aspectsâ€, dalam Kumar HK (ed.), IAL Textbook of Leprosy, Jaypee Brothers Medical Publishers, New Delhi.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Penyakit kusta bisa disembuhkan tanpa cacat, kuncinya berobat tuntas.
Kupriyanov,R & Zhdanov,R (2014). The eustress concept:Problem and outlooks. Word Journal of medical sciences.
Lutsiana, M. 2011. Komunikasi terapetik perawat dengan penderita kusta di rumah kusta bagansiapiapi rokan hilir. Jurnal Jom Fisif Vol: no 1.
Rambei, Muhamad A., Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Cacat Tingkat 2 pada Penderita Kusta di Kabupaten Lamongan Tahun 2011-2012. 2012, FKM Universitas Indonesia: Jakarta.
Rahman (2014). Gambaran komuniksi terapetik perawat – klaen dengan tingkat nyeri oprasi SC http://.repository.usu.ac.id
WHO. (2011). WHO report 2011. Global Tuberculosis Control