Sosialisasi Pelatihan Pemanfaatan Ban Bekas Menjadi Barang Daur Ulang di Pondok Pesantren Hammatul Qur'an, Setu, Serpong, Kota Tangerang Selatan

Authors

  • Suhendi Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik - Universitas Pamulang
  • Farid Wazdi Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik - Universitas Pamulang

Keywords:

Ban, daur ulang, karet, roda, pengabdian

Abstract

Ban adalah bagian terpenting dari sebuah kendaraan, karena ban satu-satunya yang mempunyai kontak langsung dengan permukaan jalan. Seiring berkembangnya jenis-jenis ban berbagai produsen ban pun bermunculan, mereka saling bersaing untuk menghasilkan ban yang berkualitas baik dari segi campuran bahan, model ban, performa maupun kenyamanan saat digunakan. Faktor Komposisi bahan adalah yang paling berpengaruh langsung terhadap kualitas yang akan dihasilkan. Sampai saat ini karet masih unsur utama dari sebuah ban. Hampir semua ban merupakan produk karet. Ini karena bahan karet tidak cepat menyerap panas. Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan ban ini terdiri dari kawat untuk tepi ban (bead wire), kain ban (terbuat dari tekstile dan jalinan kawat baja), karbon hitam (black carbon), sulfur (belerang) dan kompon Kompon karet adalah campuran karet mentah dengan bahan-bahan kimia yang belum divulkanisasi. Santri adalah generasi milenial dimana generasi milenial adalah kelompok masyarakat dalam usia produktif. Generasi milenial dari kelas menengah urban adalah generasi yang memiliki karakter khas yaitu 3C, yang berasal dari Creative, Confidence, dan Connected. Pertama, generasi milenial kelas menengah perkotaan adalah generasi Creative, mereka terbiasa berpikir Out of the Box, kaya akan ide. Kedua adalah generasi Confidence, mereka sangat percaya diri dan berani mengungkapkan pendapat mereka tanpa ragu- ragu. Ketiga adalah generasi Connected, mereka adalah generasi yang selalu terhubung satu dengan yang lainnya setiap saat. Limbah yang dihasilkan berdampak negatif terhadap lingkungan. Limbah domestik dapat berupa air cucian (detergen), kantong plastik , kalengkaleng bekas. Pada limbah industri dapat berupa lumpur, air bekas pencucian, maupun gas gas yang mengandung padatan (partikulat) seperti halnya limbah zat warna pada industri tekstil. Jika kita mengacu pada kata “pemanfaatan” lalu kita hubungkan dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle), maka metode “Reduce” atau mengurangi penggunaan sudah tidak relevan karena kita sudah membicarakan limbahnya. Artinya, kita akan mengacu pada metode Reuse (penggunaan kembali) dan Recycle (daur ulang). Kreativitas tak terbatas dalam memanfaatkan limbah ban bekas. Limbah ban biasanya ditinggalkan begitu saja di bengkel dan akan ditampung di tempat usaha vulkanisir (Vulkanisir merupakan proses penggantian tapak ban yang sudah botak dengan lapisan baru). Secara teknis, ban vulkanisir merupakan ban bekas yang sudah mengalami rekondisi sehingga bisa digunakan lagi layaknya ban baru. Prosesnya yaitu dengan cara mengganti tapak ban yang sudah tipis dengan lapisan karet dan alur kembang baru. Tetapi itupun hanya bisa dipergunakan di roda belakang saja, Ban vulkanisir tidak layak pakai pada roda depan yang langsung terhubung pada setir sebagai kontrol dari kendaraan. Pengabdian masyarakat ini sangat bermanfaat dalam menambah wawasan dan keahlian kompetensi para santri pesantren Hammalatul Qur’an dalam mengembangkan keterampilan bakat dalam pelatihan pemanfaatan limbah ban bekas. Yang terdiri mampu cara mendengarkan materi yang disampaikan mengenai limbah apa saja yang dapat dikembangkan menjadi wirausaha yang dapat bermanfaat yang cukup luas sehingga para santri mendapatkan penambahan ilmu mengenai bagaimana barang bekas dirubah menjadi yang sangat berharga.

References

[1] CNN Indonesia. 2018. Riset Sampah tak terkelola di Indonesia.

[2] Parenreng, J., Agung, M., & Kaswar, A. (2021). Membangun Jiwa Kewirausahaan dan Kemandirian Pemuda Melalui Kerajinan Limbah Ban Bekas dan Workshop Kontent Digital. RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 25-33. DOI: https://doi.org/10.46576/rjpkm.v2i1.908

[3] Nusabali. (2020). Kerajinan Limbah dari Ban Mobil. Retrieved from https://www.nusabali.com/berita/69884/kerajinan-darilimbah-ban-mobil

[4] Hamid, R. S., & Ikbal, M. (2017). Pemberdayaan Pemuda Melalui Program Remaja Pintar Berbasis Ekonomi Kreatif Desa Lera Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur. RESONA: Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat, 1(1). DOI: http://dx.doi.org/10.35906/jipm01.v1i1.250

[5] Damanhuri, D., Nurtanto, M., Nurhaji, S., & Ramdani, S. D. (2017). Pemberdayaan Pemuda Karang Taruna di Lingkungan RW 19 Kelurahan Unyur Serang sebagai Penggerak Ekonomi Kreatif melalui Kerajinan dari Limbah Ban Bekas (Upcycling). Widya Laksana, 6(2), 90-99. DOI: https://doi.org/10.23887/jwl.v6i2.10590

[6] Tamutu, N. A., & Hasmah, H. (2023). Eksistensi Seni Kerajinan Dari Limbah Ban Bekas Di Desa Pentadio Timur Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Jambura: Jurnal Seni dan Desain, 3(2). Retrieved from https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjsd/article/view/21720

[7] Vanesyayulianti, (2014). Manfaat Limbah Ban Bekas, Retrieved from https://vanesyayulianti.wordpress.com/2014/12/02/manfaatlimbah-ban-bekas/

Downloads

Published

2024-11-30

How to Cite

Suhendi, & Wazdi, F. (2024). Sosialisasi Pelatihan Pemanfaatan Ban Bekas Menjadi Barang Daur Ulang di Pondok Pesantren Hammatul Qur’an, Setu, Serpong, Kota Tangerang Selatan. Garda: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 152–162. Retrieved from https://openjournal.unpam.ac.id/index.php/grd/article/view/46644