Aksi Pengubahan Perilaku Cegah Stunting di Kelurahan Kebon Gedang, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung
DOI:
https://doi.org/10.32493/j.pdl.v5i2.28168Keywords:
Perubahan Perilaku, Stunting, Ibu Hamil Dan Ibu Menyusui, Orang Tua/Pengasuh, Wanita Usia SuburAbstract
Stunting adalah keadaan yang disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka waktu lama, sehingga menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada anak dan berpotensi memperlambat perkembangan otak, berupa keterbelakangan mental, kemampuan belajar yang buruk, dan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi kronis. Salah satu tujuan pemerintah saat ini adalah mencegah stunting yang bertujuan agar anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, Universitas Langlangbuana, dan Tanoto Foundation juga menginisiasi aksi pencegahan stunting kepada masyarakat melalui Aksi Pengubahan Perilaku Cegah Stunting (Aksi Hanting). Aksi Hanting tersebut didukung oleh berbagai pihak di Kelurahan Kebon Gedang, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung dari mulai kader PKK, pemerintah setempat, dan masyarakat binaan yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, orang tua/pengasuh, dan wanita usia subur. Kegiatan Aksi Hanting ini diselenggarkan pada tanggal 28 Oktober sampai 6 November 2022. Kegiatan Aksi Hanting ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat binaan untuk mengurangi jumlah stunting. Tidak hanya itu, dalam jangka panjang, kegiatan Aksi Hanting juga diharapkan dapat membuat masyarakat menjadi mandiri dan dapat menjadi role model bagi masyarakat secara luas terkait upaya pencegahan stunting. Selama pelaksanaan, kader PKK dan masyarakat binaan terlihat sangat antusias. Hal ini ditunjukkan dari semangat kader PKK dan masyarakat binaan untuk mengikuti seluruh rangkaian acara. Adanya antusias tersebut, membuat Aksi Hanting berjalan dengan baik.References
Agustina, A. (2015). Faktor-faktor risiko kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sosial Palembang. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
Aminin, A. W., & Lestari, R. P. (2014). Pengaruh kekurangan energi kronis dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Jurnal Kesehatan, 5, 167-172.
Anindita, P. (2012). Hubungan tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga, kecukupan protein dan zinc dengan stunting (pendek) pada balita usia 6-35 bulan di Kecamatan Tembalang Kota Sematang. Jurnal Kesehatan Masayarakat, 1 (2), 617-626.
Antika, R. B. (2015Aryastami). Hubungan antara Pola konsumsi zink dengan kejadian stunting pada anak balita umur 25-59 bulan (studi kasus di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember). Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Jember.
Ardiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririyanti, M. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita di wilayah pedesaan dan perkotaan. Jurnal Pustaka Kesehatan, 3 (1), 163-170.
Aryastami, N. & Tarigan, I. (2017). Kajian kebijakan dan penanggulangan masalah gizi stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, 45 (4), 233-240.
Beal, T., Tumilowicz, A., Sutrisna, A., Izwardy, D., & Neufeld, L. M. (2018). A review of child stunting determinants in Indonesia. Maternal and Child Nutrition, 14 (4), 1-10. https://doi.org/10.1111/mcn.12617.
Black, R. E. & Heidkamp, R. (2018). Causes of Stunting and Preventive Dietary Interventions in Pregnancy and Early Childhood. Nestle Nutr Inst Workshop Ser, 89, 105-113. https://www.org.id/10.1159/000486496.
Daniels, M. C. & Adair, L. S. (2004). Growth in young Filipino children predicts schooling trajectories through high school. The Journal of Nutrition, 134 (6), 1439-1446. https://doi.org/10.1093/jn/134.6.1439
Dewey, K. G. & Begum, K. (2011). Long-term consequences of stunting in early life. Maternal and Child Nutrition, 7 (3), 5-18. https://doi.org/10.1111/j.1740-8709.2011.00349.x.
Dewi, E. K., & Nindya, T. S. (2017). Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Besi dan Seng dengan Kejadian Stunting pada Balita 6-23 Bulan. doi:10.20473/amnt.v1.i4.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Buletin situasi balita pendek (stunting) di Indonesia,†Pusat Data Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 301 (5), 1163-1178.
Muljati, S., Agus, T., & Basuki, B. (2011). Determinan stunting pada anak usia 2-3 tahun di tingkat provinsi. PGM, 34 (1), 50-62.
Purwanti, R. & Nurfita, D. (2019). Review literatur: Analisis determinan sosio demografi kejadian stunting pada balita di berbagai negara berkembang. Buletin Penelitian Kesehatan, 47 (3), 153-164.
Rahman, F. D. (2018). Pengaruh pola pemberian makanan terhadap kejadian stunting pada balita (studi di wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe, Kasiyan dan Puskesmas Sumberbaru Kabupaten Jember. The Indonesian Jorunal of Health Science, 10 (1), 15-24.
Saptarini, I., Rizkianti, A., & Arfines, P. P. (2020). Dampak depresi parental terhadap kejadian stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, 48 (1), 1-10.
Sartika, A. N., Khoirunnisa, M., Meiyetriani, E., Ermayani, E, Pramesthi, I. L., & Ananda, A. (2021). Prenatal and postnatal determinants of stunting at age 0-11 months: A cross-sectional study in Indonesia. Plos One Research Journal, 16 (7), 1-14. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0254662.
Setiawan, E. & Machmud, R. (2018). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 7 (2), 275-284. https://doi.org/10.25077/jka.v7i2.813.
Stewart, C. P., Iannotti, L., Dewey, K. G., Michaelsen, K. F., & Onyango, A. W. (2013). Contextualising complementary feeding in a broader framework for stunting prevention. Maternal and Child Nutrition, 9, 27-45. https://doi.org/10.1111/mcn.12088.
Uliyanti, D. G., & Anantanyu, S. (2017). Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. Vokasi Kesehat, 3, 67-77.
Wicaksono, F. & Harsanti, T. (2020). Determinants of stunted children in Indonesia: A multilevel analysis at the individual, household, and community levels. Kesmas: National Public Health Journal, 15 (1), 48-53. https://doi.org/ 10.21109/kesmas.v15i1.2771.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat masuk ke dalam pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas karya awalnya publikasi dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (misalnya, dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengajuan, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan ( Lihat The Effect of Open Access).