KENYAMANAN TERMAL KLIMATOLOGIS KOTA-KOTA BESAR DI PULAU SULAWESI BERDASARKAN TEMPERATURE HUMIDITY INDEX (THI)
DOI:
https://doi.org/10.32493/jsmu.v1i2.2384Keywords:
tingkat kenyamanan termal, temperature humidity index, urban heat island, SulawesiAbstract
Meningkatnya urbanisasi dan berkurangnya ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan menyebabkan permasalahan pemanasan perkotaan, yaitu fenomena Urban Heat Island (UHI) yang akan berimplikasi kepada tingkat kenyamanan termal yang dapat dirasakan penduduk urban di luar ruangan. Penelitian ini mengkaji tingkat kenyamanan termal secara klimatologis serta kecenderungannya di kota-kota besar di Pulau Sulawesi dengan menggunakan indeks THI. Dua variabel iklim digunakan untuk menghitung indeks THI, yaitu suhu udara rata-rata harian dan kelembapan relatif harian selama periode 1985-2012 di 6 titik pengamatan yang mewakili masing-masing kota. Formula THI yang digunakan adalah formula dengan batas kenyamanan yang telah dimodifikasi untuk iklim tropis. Analisis klimatologis menunjukkan Palu dan Mamuju merupakan kota dengan kandungan uap air yang relatif rendah dengan suhu yang relatif tinggi secara klimatologis jika dibandingkan dengan kota lainnya. Sehingga, kedua kota tersebut memiliki tingkat kenyamanan yang paling rendah dirasakan oleh populasi perkotaan secara berturut yaitu 10,2% dan 24,7%, sedangkan Manado dan Minahasa Utara merupakan kota yang paling nyaman dengan prosentase, yaitu 31,6 % dan 31,9%. Indeks THI tersebut cenderung mengalami peningkatan kecuali di Mamuju dengan laju terbesar dialami oleh Makassar sebesar 0,03â°C per tahun atau 0,3â°C per 10 tahun dengan koefisien determinasi sebesar 41,6%.
References
Adam, F.P. (2010). Tren Urbanisasi di Indonesia. https://www.researchgate.net/publication/319718757. Universitas Pattimura. Ambon.
Anshory, Nasrudin. 2008. Kearifan Lingkungan Dalam Perspektif Budaya Jawa. Penerbit yayasan obor. Jakarta.
ASHRAE (2013): ANSI/ASHRAE Standard 55-- Thermal Environmental Conditions forHuman Occupancy. Atlanta: American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) Inc.
Asiani Y. (2007). Pengaruh kondisi ruang terbuka hijau (RTH) pada iklim mikro di Kota Bogor Tesis. Depok (ID): Universitas Indonesia.
Binarti, F., Kusuma H.E., Wonorahardjo, S., & Triyadi, S. (2018). Peranan Unsur-Unsur Ruang Terbuka pada Tingkat Kenyamanan Termal Outdoor: Antara Persepsi dan Pengetahuan. Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 12, Nomor 1, April 2018.
Effendy, S. (2007). Keterkaitan Ruang Terbuka Hijau dengan Urban Heat Island Wilayah Jabodetabek. Disertasi. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor.
Emmanuel, R. (1993). A hypothetical ‘shadow umbrella’for thermal comfort enhancement in the Equatorial urban outdoors. Architectural Science Review, 36(4), 173-184.
Emmanuel, R., (1997). Summertime heat island effects of urban design parameters, Ph.D. Dissertation, University of Michigan, U.S.A.
Hamilton, J. M. & Lau, M. A. (2005). The role ofclimate information in tourist destinationchoice decision-making. Proceedings of the17th International Congress of Biometeorology (ICB 2005), Garmisch-Partenkirchen,Germany, 9–5 September 2005. Offenbacham Main: Deutscher Wetterdienst.
ISO-7730. (1994). Moderate Thermal EnvironmentsDetermination of The PMV and PPD Indices and Specification of The Conditions for Thermal Comfort. Switzeland: International Organization for Standardization.
Kalfuadi, Y. (2009). Analisis temperature heat index (THI) dalam hubungannya dengan ruang terbuka hijau (Studi Kasus : Kabupaten Bungo - Propinsi Jambi). Skripsi. FMIPA. IPB, Bogor.
Lin, T. P., Hwang, C. C. & Cheng, H. Y. (2006). The influence of climate information on travel arrangements. Proceedings of the 8th Leisure, Recreation and Tourism Research Symposium,Taipei, 7 Oktober 2006. Outdoor Recreation Association, Taipei, 120-126.
Maru, R., & Ahmad, S. (2014). Daytime temperature trend analysis in the city of Jakarta, Indonesia. World Applied Sci. J, 32, 1808-1813.
Maru, R. & Baharuddin, I. I. (2014).Urban Heat Island Intensity (UHII) Kota Makassar Sulawesi Selatan.Laporan penelitian.Tidak dipublikasikan.
Maru, R., Baharuddin, I.I., Zhiddiq, S., Arfan, A., & Bayudin. (2015). Trend Analysis of Urban Heat Island Phenomenon in the City of Makassar, South Sulawesi, Indonesia using Landsat. Asian Journal of Applied Sciences (ISSN: 2321 – 0893) Volume 03 – Issue 05, October 2015. www.ajouronline.com.
Mertens, E., (1999). “Bioclimate and city planning – open space planning,†Atmospheric Environment, 33(24-25): 4115-4123.
Nieuwolt S. (1977).Tropical climatology. London: Wiley;
Nikolopoulou M., Baker N., & Steemers K. (2001). Thermal comfort in outdoor urban spaces: understanding the human parameter, Sol. Energy 70 (2001) 227e235.
Nikolopoulou M. (2004). Outdoor comfort. in: M.A. Steane & K. Steemers (Eds.). Environmental Diversity in Architecture. Spon Press. London. New York.
Rahim, R., Asniawaty, Triyatni, M., Amin, S. & Hiromi, R. (2016). Karakteristik Data Temperatur Udara dan Kenyamanan Termal di Makassar. TEMU ILMIAH IPLBI 2016.
Rushayati, S. B., & Hermawan, R. (2013). Karakteristik kondisi urban heat island DKI Jakarta. Media konservasi, 18(2).
Tjasyono, Bayong. (2004). Klimatologi. Bandung: ITB
Tursilowati, L. (2005). Fenomena “pulau panas†perkotaan. Last Updated: 2005-12-21 12:35:41. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional–LAPAN. Bandung-Indonesia.
Wati, T. & Fatkhuroyan. (2017). Analisis Tingkat Kenyamanan Di DKI Jakarta Berdasarkan Indeks THI (Temperature Humidity Index). Jurnal Ilmu Lingkungan Vol. 15 Issue 1 (2017): 57-63. Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP. Semarang.
Wati, T. & Nasution, R.I. (2018). Analisis Kenyamanan Termis Klimatologis di Wilayah DKI Jakarta dengan Menggunakan Indeks Panas (Humidex). Widyariset Vol. 4 No. 1 (2018) Hlm. 89 – 102. DOI: http://dx.doi.org/10.14203/widyariset.4.1.2018.89-102.
Downloads
Published
Issue
Section
License
This content licensing is in accordance with a CC license: https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ CC-BY-NC-SA.