NILAI-NILAI MORAL PADA KISAH YUSUF AS DALAM AL-QURAN
DOI:
https://doi.org/10.32493/kahpi.v5i1.p76-90.36584Abstract
Penelitian ini bertujuan menggali muatan nilai-nilai moral yang terkandung di dalam kisah Nabi Yusuf as. Masalah moral merupakan hal yang selalu mendapatkan perhatian serius. Dekadensi moral menjadi problem dalam masyarakat yang harus dicarikan solusi dan penanganannya. Pada tataran ini manusia sebagai makhluk beradab membutuhkan nilai-nilai dan acuan dalam bertingkah laku dan berhubungan dengan sesamanya. Tanpa adanya nilai-nilai dan acuan tersebut niscaya kehidupan manusia terperosok ke dalam jurang kerusakan dan kehancuran.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan deskriptif analitis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tafsir maudhu’i dan metode historis. Dengan dua metode ini akan dapat ditemukan secara utuh dan sistematis masalah yang diteliti yakni muatan nilai-nilai moral dalam paparan kisah Nabi Yusuf as dalam surat Yȗsuf. Dengan demikian, hasil penelitian yang didapat bersifat obyektif dan komprehensif.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa surah YÈ—suf mengandung paparan-paparan penceritaan yang sarat dengan nilai-nilai moral di dalamnya. Rangkaian penceritaan yang indah dan memberi kesan mendalam tersebut mengarah pada tiga aspek hubungan, yaitu: Pertama, bagi setiap individu. Nilai-nilai moral bagi individu ini tertuju pada konteks relasi antara orang tua dan anak, dan antara suami dengan istri. Kedua, bagi pemimpin suatu wilayah atau negara. Dalam konteks ini, nilai-nilai moral dapat ditangkap dari tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh para tokohnya; Yusuf as, pembesar Mesir, dan Raja Mesir. Ketiga, bagi masyarakat secara umum. Pada konteks ini nilai-nilai moral termuat dalam interaksi antara Yusuf as dengan saudara-saudaranya, dengan para tahanan di penjara, dan penghuni istana
Kata Kunci: Nilai, Moral, Yusuf as., al-Qur’anReferences
al-Buthy, Muhammad Sa’id Ramadhan. Sîrah Nabawiyyah Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah saw. Terj. oleh Aunur Rafiq Shaleh Tamhid (1999) dari judul Fiqh al-Sîrah; Dirasât Manhajiyah ‘Ilmiyah li Sîrah al-Musthafâ ‘alaih al-Shalâh wa al-Salâm. Jakarta: Robbani Press.
Evidia Y., Susie. (2012). Akibat Akhlak yang Terserak, (Dialaog Jum’at), Republika No. 258/TAHUN KE-19.
Hamka. (1992). Tafsir al-Azhar. Juz XI. Jakarta: Pustaka panjimas.
Ichsyan, Mochamad Andi. (2021). Pria di Cianjur Aniaya Selingkuhan Gegara Tak Juga Cerai dengan Suami. https://jabar.inews.id/.
Kementerian Agama Republik Indonesia. (2009). Tim Tashhih Departemen Agama, al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta.
Kompas.com, (2021). Berkaca Kasus 12 Santri Wamenag Korban Kekerasan Seksual Harus Lapor.
al-Maraghi, Ahmad Musthafa. Tafsîr al-Marâghi, diterjemahkan oleh Bahrun Abubakar. (1987). Juz 13. Semarang: Tohaputra.
Qutb, Sayyid. (1992). Tafsir fi Zhilal al-Qur’an. Jilid 7. Beirut: Dâr asy-Syuruq.
Ramadhon, Ahmad Fuadi, et al., (2017). Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Al-Qur’an Surat Yusuf. Jurnal EDU RILIGIA: Vol. 1 No. 3.
Sardar, Ziaudin dan Merryl Wyn Devies (editor). Wajah-wajah Islam: Suatu Perbincangan Tentang Issu-Issu Kontenporer, Cet. I, terj. A.E. Priyono (1992) dari buku Faces of Islam: Convertation On Contenporary Issues. Bandung: Mizan.
Shihab, M. Quraish. (2002). Tafsir al-Mishbah Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.