Strategi Mengenali Potensi dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital
DOI:
https://doi.org/10.32493/jlkklkk.v3i3.p36-41.26116Abstract
Upaya meningkatkan kualitas SDM, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melalui pendidikan karena pendidikan adalah upaya terukur dan terencana yang di dalamnya terdapat proses bimbingan dan pembelajaran bagi setiap individu supaya tumbuh dan berkembang menjadi insan yang berdikari, kreatif, berilmu dan berwawasan, bertanggung jawab, berbudi pekerti mulia, dan sehat baik jasmani atau rohani. Pada kenyataannya masih cukup tingginya biaya pendidikan di Indonesia terutama untuk pendidikan di jenjang perguruan tinggi, masih banyak generasi bangsa yang mengalami kendala dalam mendapatkan pendidikan tersebut. Adakalanya mereka tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan segala keterbatasan yang ada. Selain itu, ada juga sebagian dari mereka yang sebenarnya sedang menempuh pendidikan tersebut, namun terancam kandas di tengah perjalanan karena masalah finansial terlebih lagi di masa pandemi sekarang ini. Sejak memasuki dekade kedua abad ke 21, perkembangan industri digital di seluruh dunia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Sebagai gambaran, Data reportal melaporkan bahwa saat ini tidak kurang dari 60% populasi manusia di bumi atau sekitar 4,6 miliar orang sudah menggunakan internet setiap harinya. Pengaruh industri digital pada akhirnya turut berdampak ke semua lini industri, termasuk industri kreatif dan industri riil, seperti bisnis retail dan makanan. Hal ini menjadi pertanda kuat dari kemunculan era ekonomi digital yang mungkin akan mencapai puncaknya dalam beberapa tahun ke depan. Dari sudut pandang ekonomi makro, perkembangan ekonomi digital pun memberi dampak besar terhadap kondisi ekonomi global secara keseluruhan. Hal ini tidak lepas dari pertumbuhan arus perdagangan internasional dan aliran modal yang kian deras. Sementara itu, dari sudut pandang ekonomi mikro, persaingan di era ekonomi digital menjadi kian sengit karena siapa pun kini bisa ikut bersaing di dalamnya.References
Aliyyah, R. R., Rosyidi, U., & Yazid, R.
(2019, March). An Evaluative Study of
an Education Scholarship Program
(BidikMisi) for Students in Indonesia.
In Journal of Physics: Conference
Series (Vol. 1175, No. 1, p. 012171).
IOP Publishing.
Beech, S. E. (2014). Why place matters:
Imaginative geography and international
student mobility. Area, 46(2), 170-177.
Beech, S. E. (2015). International student
mobility: The role of social
networks. Social & Cultural
Geography, 16(3), 332-350.
Bettie, M. (2019). Exchange diplomacy:
theory, policy and practice in the
Fulbright program. Place Branding and
Public Diplomacy, 1-12.
Campbell, A. C. (2017). How international
scholarship recipients perceive their
contributions to the development of
their home countries: Findings from a
comparative study of Georgia and
Moldova. International Journal of
Educational Development, 55, 56-62.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (2020). Buku Panduan
Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.
Eddy, P. L. (2014). Faculty as border
crossers: A study of Fulbright
faculty. New Directions for Higher
Education, 2014(165), 19-30.
Emmerson, D. K. (2014). Facts, Minds, and
Formats: Scholarship and Political
Change in Indonesia. In Producing
Indonesia (pp. 267-282). Cornell
University Press.
Hall, T., Gray, T., Downey, G., Sheringham,
C., Jones, B., Power, A., & Truong, S.
(2016). Jafari and Transformation: A
model to enhance short-term overseas
study tours. Frontiers: The
Interdisciplinary Journal of Study
Abroad, 27, 33-46.
Mawer, M. (2017). Approaches to
analyzing the outcomes of international
scholarship programs for higher
education. Journal of Studies in
International Education, 21(3), 230-
Meutia (2021). Konstruktivisme dalam
Pembelajaran. Workshop Pelatihan
PEKERTI, Serang, 4-9 Mei 2021.
Perna, L. W., Orosz, K., Gopaul, B.,
Jumakulov, Z., Ashirbekov, A., &
Kishkentayeva, M. (2014). Promoting
human capital development: A typology
of international scholarship programs in
higher education. Educational
Researcher, 43(2), 63-73