Motif Bookfluencer Indonesia di Instagram

Authors

  • Annisa Ratu Universitas Pamulang

DOI:

https://doi.org/10.32493/mdkm.v1i1.38744

Abstract

Penggunaan media sosial dewasa ini sudah sangat umum di masyarakat, banyaknya pengguna media sosial dan kemudahan akses media sosial ini menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang untuk membagikan hal-hal yang menurut mereka penting. Hal tersebut juga mendorong terbentuknya komunitas-komunitas tertentu di media sosial, seperti Bookfluencer atau bookstagrammer yang terbentuk di Instagram. Bookstagrammer merupakan istilah yang muncul dari banyaknya para pembaca buku yang membagikan foto atau videonya mengenai buku di Instagram, Bookstagrammer juga akrab disebut Bookfluencer karena beberapa bookstagrammer juga memiliki banyak pengikut sehingga mereka cukup dapat disebut sebagai selebgram atau influencer bagi para pecinta buku, maka dari itu dinamakan bookfluencer dari kata book dalam bahasa Inggris yang berarti buku, dan influencer yang berarti pemengaruh. Seiring dengan aktifnya penggunaan Instagram dan tuntutan content creator media sosial mendorong Bookfluencer untuk mengikuti tuntutan tidak tertulis yang banyak dijalani oleh content creator pada umumnya sehingga membentuk Bookfluencer menjadi pribadi tertentu di Instagram, maka dari itu penelitian ini membahas mengenai bagaimana motif para Bookfluencer Indonesia, seiring dengan keaktifannya dalam membuat konten di Instagram dan berinteraksi di Instagram dengan pendekatan kualitatif, dan metode fenomenologi untuk menganalisis dan menggali pengalaman para Bookfluencer sesuai dengan konstruksi mereka. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat motif tertentu yang mendorong Bookfluencer membuat konten dan konsisten di dunia Bookstagram, dan terdapat perubahan motif seiring dengan penggunaan Instagram untuk segala kegiatan yang berkaitan dengan Bookfluencer terutama dalam hal interaksinya dengan audiens.

 

Downloads

Published

2024-02-23

How to Cite

Ratu, A. (2024). Motif Bookfluencer Indonesia di Instagram. Jurnal Media Komunikasi, 1(1), 17–27. https://doi.org/10.32493/mdkm.v1i1.38744