PEREMPUAN PENULIS DAN SEKAT PEMBATASAN DALAM SASTRA
DOI:
https://doi.org/10.32493/sns.v1i1.7862Abstract
Kami bukan lagi
Bunga pajangan
Yang layu dalam jambangan
Cantik dalam menurut
Indah dalam menyerah
Molek tidak menentang
Ke neraka mesti ngikut
Ke sorga hanya menumpang
(Kutipan puisi Sugiarti Siswadi dengan nama samaran Damaira, 1956).
Saya ingin memulai pembahasan kali ini dengan satu pertanyaan utama, yang barangkali terkesan teramat besar: apakah yang telah ditawarkan dan dihadirkan oleh perempuan penulis kepada kesusastraan Indonesia?
Kemungkinan jawabannya bisa beragam, mulai dari estetika kekaryaan yang menyajikan tema serta kesegaran penggunaan bahasa, jangkauannya yang memperkaya ragam pengucapan, usahanya mendobrak tabu maupun mendekonstruksi nilai norma pada umumnya, serta sebagainya. Kita tentu pula membutuhkan serangkaian penelitian sastra yang komprehensif demi menguraikan pertanyaan ini, termasuk pembacaan-pembacaan mendalam atas kekaryaan mereka, sebab kita menyadari betapa kayanya spektrum penciptaan para penulis ini yang sejalan dengan niatan mereka merespons kenyataan pada zamannya.
Kita mengenal beberapa nama perempuan penulis, semisal Nh. Dini, Toety Heraty, Djenar Maesa Ayu, Okky Madasari, Intan Paramaditha, Ratih Kumala, serta nama-nama lain yang bertumbuh sampai kini di berbagai kawasan negeri ini. Demikian pula, terdapat penulis lain dari masa lalu yang terpinggirkan, sekaligus terkuburkan, dikarenakan alasan-alasan yang sebagian besar amat politis, di antaranya Rukiah Kertapati, Sugiarti Siswadi, Suwarsih Djojopuspito, dan seterusnya—dan mereka seluruhnya, baik yang kita kenali ataupun tidak banyak kita ketahui, mencoba mengetengahkan narasi-narasi bandingan atas aneka rupa realitas, baik yang mereka temui maupun tersuratkan dalam karya-karya penulis lainnya.
Melalui tulisan ini saya juga ingin mengajak Anda untuk melihat bahwa kekaryaan para perempuan sejatinya sebentuk upaya mereka dalam meretas sekat dan pembatasan yang selama ini lekat dengan sosoknya, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari komunitas sosial dan budaya tertentu. Barangkali, di samping jawaban-jawaban di atas, apa yang fundamental dihadirkan para perempuan penulis ini tidak lain ialah sebuah proses negoisasi atau bahkan ‘tantangan’ terhadap segala sistem berpikir serta sistem sosial masyarakat kita.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this proceedings agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the proceedings right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this proceedings.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.