DETERMINANT OF COFFE SHOP SERVICE QUALITY IN THE NEW NORMAL ERA, EMPIRICAL EVIDENCE FROM DENPASAR CITY
DOI:
https://doi.org/10.32493/skr.v8i2.12964Abstract
ABSTRAK
Pertambahan jumlah coffee shop di kota Denpasar dan keluhan terkait pelayanan coffee shoP di Kota Denpasar menjadi alasan penelitian ini dilakukan. Perbedaan tujuan mengunjungi coffee shop, melahirkan harapan yang berbeda. Memahami kemampuan pelayanan coffee shop dalam memenuhi harapan pengunjung merupakan tujuan penelitian ini. Pendekatan kualitas diterapkan untuk mengeksplorasi faktor-faktor mendasar persepsi kualitas pelayanan coffe shop di Kota Denpasar. Seratus pengunjung dilibatkan sebagai responden untuk mengukur kualitas pelayanan coffe shop. Hasil analisis Faktor menunjukkan bahwa Lingkungan pisik menyumbangkan variasi terhadap variasi kualitas yang terbesar, disusul oleh reliabilitas, kepastian, daya tanggap dan empati. Temuan penelitian ini merekomendasikan investor agar meletakkan perbaikan aspek pisik dalam prioritas utama, pemilihan lokasi yang strategis, kemudahan pembayaran, dan perhatian dan keramahan karyawan perlu ditingkatkan melalui pelatihan kompetensi untuk membangun sikap kerja yang sesuai.
Kata Kunci: kualitas, lingkungan pisik pelayanan, keandalan, daya tanggap, kepastian , empati.
ABSTRACT
Increasing number of coffee shop s operating during the Pandemy in Denpasar City is the main reason of the present study. There is number coffee shop s available, while on the other hand Government regulation limited operating hours and capacity utilization which insist them to manage product and service delivery properly to their prospective custumer. Preliminary study uncovered that some areas dont meet customer expectancy such as waiter service behavior and appearance. The present study objective is exploring the fundamental factors that construct the quality of coffe shop in Denpasar area based on data accumulated from 100 coffe shop visitos. The result confirmed that dimensions of tangibility, reliability , responsiveness; assurance and empathy significantly explained variance of coffee shop quality. The Implication of the research finding is that investor have to put physical aspect improvement on the first priority to build positive consumer quality perception, chose strategic location, employ non cash payment method, and keep on improving cleanliness as well as train the employees to internalize hospitality attitude properly.
Keywords: physical evidence, reliability, responsiveness, assurance, and empathy.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal dengan karya tersebut secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
- Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi terbitan jurnal (misalnya, mempostingnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya pada tahun jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena hal ini dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar atas karya yang diterbitkan (Lihat The Pengaruh Akses Terbuka ).
JURNAL SEKRETARI: memiliki lisensi CC-BY-SA atau yang setara sebagai lisensi optimal untuk publikasi, distribusi, penggunaan, dan penggunaan kembali karya ilmiah.
Dalam mengembangkan strategi dan menetapkan prioritas, JURNAL SEKRETARI: Jurnal Sekretaris menyadari bahwa akses bebas lebih baik daripada akses berbayar, akses gratis lebih baik daripada akses gratis, dan libre di bawah CC-BY-SA atau yang setara lebih baik daripada libre di bawah kondisi terbuka yang lebih ketat. lisensi. Kita harus mencapai apa yang kita bisa ketika kita bisa. Kita tidak boleh menunda mencapai kebebasan untuk mencapai libre, dan kita tidak boleh berhenti pada kebebasan ketika kita bisa mencapai libre.