PENGARUH DARI FLUKTUASI HARGA EMAS, TINGKAT PENGANGGURAN DAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP TINGKAT INFLASI DI INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.32493/skr.v10i1.28431Abstract
ABSTRAK
Inflasi dapat mengakibatkan kesenjangan sosial yang tinggi ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, indikator dari inflasi perlu diselidiki untuk memberikan sinyal dan masukan kepada pemberi kebijakan dan kepada masyarakat secara luas. Oloko dkk. pada tahun 2021 menemukan bahwa Harga emas dan tingkat inflasi terkointegrasi pada nilai tukar yang yang berfluktuasi menengah atau memiliki batasan dibandingkan dengan nilai tukar yang berfluktuasi bebas dan tetap. Selain itu, hubungan antara tingkat inflasi dengan pengangguran dijelaskan oleh kurva philips, namun hal ini mendapatkan bantahan dari penelitian yang dilakukan oleh Zayed dkk, (2018). Lebih lanjut Goh dkk. (2022) menemukan bahwa Hubungan fluktuasi harga minyak bumi dan inflasi di Indonesia tidak memiliki hubungan linear baik searah maupun terbalik. Hasil dari penelitian dari artikel ini menemukan bahwa berbeda dengan pendapat Goh (2022) dan Zayed (2018), tingkat pengangguran dan harga minyak tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap fluktuasi tingkat inflasi. Namun, selaras dengan temuan Oloko (2021), hasil olah data dari penelitian ini berhasil menemukan adanya hubungan yang signifikan antara harga emas dengan fluktuasi inflasi pada tingkat kepercayaan alpha dibawah 10%, yang merupakan batas interval kepercayaan yang masih bisa diterima pada penelitian-penelitian sosial.
Kata Kunci : Harga, Emas, Minyak, Inflasi, Pengangguran
ABSTRACT
Inflation can cause a huge social gap among the society. Therefore, there should be an inquiry for the inflation indicators that can give a signal and insights to the policy maker and to the public at large. Oloko et.al (2021) has found that Gold price and inflation rate is cointegrated to the exchange rate that fluctuate in a controlled fluctuation rather than exchanges that is pegged strictly or fluctuates freely. Besides that, the relationship between unemployment and inflation rate is explained by the philips curve, but recently a research conducted by Zayed (2018) has found that the situation which occurs in the Philipines are quite different than what is explained by the philip's curve. Furthermore, Goh et.al (2022) found that the relationship between oil price and inflation rate in Indonesia are not linier both unidirectional or reverse. This article has found a different results than the results that come from Goh (2022) and Zayed (2018), unemployment rate and oil prices did not have a significant influences towards the inflation rate. However, in line with Oloko findings in 2021, the results of data processing from this research has successfully concluded a significant relationship between gold price and inflation rate fluctuation at a confidence interval below 10%, which is an interval that is still accepted on social research.
Keyword : Prices, Gold, Oil, Inflation, Unemployment
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal dengan karya tersebut secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
- Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi terbitan jurnal (misalnya, mempostingnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya pada tahun jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena hal ini dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar atas karya yang diterbitkan (Lihat The Pengaruh Akses Terbuka ).
JURNAL SEKRETARI: memiliki lisensi CC-BY-SA atau yang setara sebagai lisensi optimal untuk publikasi, distribusi, penggunaan, dan penggunaan kembali karya ilmiah.
Dalam mengembangkan strategi dan menetapkan prioritas, JURNAL SEKRETARI: Jurnal Sekretaris menyadari bahwa akses bebas lebih baik daripada akses berbayar, akses gratis lebih baik daripada akses gratis, dan libre di bawah CC-BY-SA atau yang setara lebih baik daripada libre di bawah kondisi terbuka yang lebih ketat. lisensi. Kita harus mencapai apa yang kita bisa ketika kita bisa. Kita tidak boleh menunda mencapai kebebasan untuk mencapai libre, dan kita tidak boleh berhenti pada kebebasan ketika kita bisa mencapai libre.