PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI INSTAGRAM @pointcoffeeid DALAM MEMPERTAHANKAN BRAND IMAGE
DOI:
https://doi.org/10.32493/skr.v11i1.38217Abstract
ABSTRAK
Usaha kedai kopi menjadi salah satu ranah usaha yang banyak diminati banyak orang di Indonesia karena kopi sendiri merupakan salah satu komoditas terbesar di Indonesia. Banyaknya peminat usaha kedai kopi membuat persaingan semakin ketat, sehingga dibutuhkan kemampuan untuk terus membangun komunikasi dan berinovasi untuk menarik konsumen dan menjadikannya konsumen setia. Salah satu usaha kedai kopi yang saat ini populeritas sedang menanjak adalah Point Coffee. Point Coffee merupakan sebuah usaha kedai kopi di bawah naungan Indomaret Group yang menggandeng Indomaret (PT. Indomarco Prismatama) untuk menjadi operator kedai kopinya. Indomaret sendiri merupakan jaringan waralaba yang tersebar di seluruh Indonesia. Strategi Point Coffee sendiri untuk menggandeng Indomaret merupakan ide yang yang baik dan membuatnya mudah untuk memperluas pasarnya hingga ke kota-kota kecil di Indonesia. Point Coffee yang memiliki ide menyediakan kopi berkualitas dari seratus persen biji kopi asli Indonesia yang diracik oleh barista terlatih dengan harga yang murah untuk semua kalangan, menggunakan konsep usaha kopi grab-and-go sekaligus membuka layanan pesan antar untuk beberapa lokasi Indomaret Point. Untuk mempromosikan produk-produknya, Point Coffee aktif di berbagai platform sosial media, salah satunya adalah Instagram. Selain untuk promosi, Point Coffee mendengar saran dan kritik dari konsumen untuk meningkatkan kualitas produk dan layanannya melalui Instagram. Instagram menjadi salah satu platform Point Coffee untuk mempertahankan brand image-nya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode fenomenologi untuk menganalisis fenomena bisnis kedai kopi di Indonesia yang menggunakan Instagram untuk mempertahankan brand image. Penelitian ini menggunakan konsep strategi branding.
Kata Kunci: Brand Image, Brand Awareness, Digital Marketing, Komunikasi Marketing, Promosi.
USE OF INSTAGRAM COMMUNICATION MEDIA @pointcoffeeid IN MAINTAINING BRAND IMAGE
ABSTRACT
The Coffee shop business is a business sector that is appealing so many people in Indonesia nowadays. Coffee itself is one of the largest commodities in Indonesia. The large number of people that interested in the coffeeshop business makes the competition even tighter, so the need of building communication and continous innovation are needed to gain more consumers and make them loyal. One coffee shop business which popularity is currently increasing is Point Coffee. Point Coffee is a coffee shop business under Indomaret Group that collaborates with Indomaret (PT. Indomarco Prismatama) to become its coffee shop operator. Indomaret itself is a franchise network which spread throughout Indonesia. Point Coffee strategy to collaborate with Indomaret is a good idea and make it easy to expand its market to many small cities in Indonesia. Point Coffee which has the ideo of providing good quality coffee made of one hundred percent original Indonesian coffee beans mixed by trained baritas sold with low prices for all groups, uses a grab-and-go coffee business concept while also provide a delivery service in several Indomaret Point locations. To promote its products, Point Coffee is active on various social media platforms, one of them is Instagram. Apart form promotions, Point Coffee listens to consumers suggestions and criticism to improve the quality of its products and service via Instagram. Instagram is one of Point Coffee’s platforms to maintain its brand image. This study is using qualitative approach. This study used a phenomenological method to analyse the phenomenon of coffee shop businesses in Indonesia which use the Instagram for maintaining their brand image. This study is using a branding strategy concept.
Keywords: Brand Image, Brand Awareness, Digital Marketing, Marketing Communication, Promotion.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal dengan karya tersebut secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
- Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi terbitan jurnal (misalnya, mempostingnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya pada tahun jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena hal ini dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar atas karya yang diterbitkan (Lihat The Pengaruh Akses Terbuka ).
JURNAL SEKRETARI: memiliki lisensi CC-BY-SA atau yang setara sebagai lisensi optimal untuk publikasi, distribusi, penggunaan, dan penggunaan kembali karya ilmiah.
Dalam mengembangkan strategi dan menetapkan prioritas, JURNAL SEKRETARI: Jurnal Sekretaris menyadari bahwa akses bebas lebih baik daripada akses berbayar, akses gratis lebih baik daripada akses gratis, dan libre di bawah CC-BY-SA atau yang setara lebih baik daripada libre di bawah kondisi terbuka yang lebih ketat. lisensi. Kita harus mencapai apa yang kita bisa ketika kita bisa. Kita tidak boleh menunda mencapai kebebasan untuk mencapai libre, dan kita tidak boleh berhenti pada kebebasan ketika kita bisa mencapai libre.