ANALISIS DISHARMONISASI ANTARA ASSET FINANCING SERTA KEBIJAKAN PENGELOLAAN INDUSTRI PERTAMBANGAN TERHADAP PDRB DI PROVINSI LAMPUNG
DOI:
https://doi.org/10.32493/skr.v8i1.9714Abstract
ABSTRAK
Dalam rangka memanfaatkan kekayaan sumber daya alam tentunya diperlukan modal sebagai modal khususnya dari perbankan melalui asset financing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis. analisis disharmonisasi antara asset financing, kebijakan pengelolaan industri pertambangan terhadap PDRB di Lampung. Pembiayaan modal kerja dan pembiayaan investasi digunakan sebagai variabel independen. Sedangkan, dampak kebijakan kebijakan pengelolaan industri pertambangan menggunakan variabel dummy. Variabel independen dan variabel dummy tersebut dihubungkan dengan variabel dependen yaitu PDRB menggunakan metode regresi data panel dengan model Random Effect(REM) di Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asset financing berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Lampung, namun hanya pembiayaan modal kerja yang berpengaruh signifikan. Sementara itu, kebijakan kebijakan pengelolaan industri pertambangan terbukti memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Lampung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi industri, pemerintah maupun regulator sebagai bahan evaluasi mengenai pengaruh asset financing dan kebijakan pengelolaan industri pertambangan terhadap PDRB provinsi Lampung.
Kata kunci: Asset Financing, Kebijakan Pengelolaan Industri, PDRB, Lampung
ABSTRACT
In order to utilize the wealth of natural resources, of course, capital is needed as capital, especially from banks through asset financing. This study aims to determine and analyze. analysis of disharmony between asset financing, mining industry management policies against GDP in Lampung. Working capital financing and investment financing are used as independent variables. Meanwhile, the impact of the mining industry management policy uses a dummy variable. The independent variables and dummy variables are associated with the dependent variable, namely GRDP using the panel data regression method with the Random Effect (REM) model in Lampung. The results showed that asset financing had a positive effect on economic growth in Lampung, but only working capital financing had a significant effect. Meanwhile, the mining industry management policy has proven to have a positive and significant impact on Lampung's economic growth. The results of this study are expected to be useful for industry, government and regulators as an evaluation of the effect of asset financing and mining industry management policies on PDRB in Lampung province.
Keywords: Asset Financing, Industrial Management Policy, GRDP, Lampung
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal dengan karya tersebut secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
- Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi terbitan jurnal (misalnya, mempostingnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya pada tahun jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena hal ini dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar atas karya yang diterbitkan (Lihat The Pengaruh Akses Terbuka ).
JURNAL SEKRETARI: memiliki lisensi CC-BY-SA atau yang setara sebagai lisensi optimal untuk publikasi, distribusi, penggunaan, dan penggunaan kembali karya ilmiah.
Dalam mengembangkan strategi dan menetapkan prioritas, JURNAL SEKRETARI: Jurnal Sekretaris menyadari bahwa akses bebas lebih baik daripada akses berbayar, akses gratis lebih baik daripada akses gratis, dan libre di bawah CC-BY-SA atau yang setara lebih baik daripada libre di bawah kondisi terbuka yang lebih ketat. lisensi. Kita harus mencapai apa yang kita bisa ketika kita bisa. Kita tidak boleh menunda mencapai kebebasan untuk mencapai libre, dan kita tidak boleh berhenti pada kebebasan ketika kita bisa mencapai libre.