Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Pelaku Bullying di Sekolah
Keywords:
Perkembangan remaja, kematangan emosi, pembentukan kepribadian, faktor risiko, faktor protektif, kerentanan psikososialAbstract
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai kesulitan. Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut. Pada masa ini juga kondisi psikis remaja sangat labil. Karena masa ini merupakan fase pencarian jati diri. Biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru dilihat atau diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga, sekolah, teman sepermainan dan masyarakat. Semua pengetahuan yang baru diketahuinya diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan kepribadian masing-masing. Disinilah peran lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian seorang remaja. Setiap remaja sebenarnya memiliki potensi untuk dapat mencapai kematangan kepribadian yang memungkinkan mereka dapat menghadapi tantangan hidup secara wajar di dalam lingkungannya, namun potensi ini tentunya tidak akan berkembang dengan optimal jika tidak ditunjang oleh faktor fisik dan faktor lingkungan yang memadai. Dalam pembentukan kepribadian seorang remaja, akan selalu ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor risiko dan faktor protektif. Faktor risiko ini dapat bersifat individual, konstekstual (pengaruh lingkungan), atau yang dihasilkan melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya. Faktor risiko yang disertai dengan kerentanan psikososial, dan resilience pada seorang remaja akan memicu terjadinya gangguan emosi dan perilaku yang khas pada seorang remaja. Sedangkan faktor protektif merupakan faktor yang memberikan penjelasan bahwa tidak semua remaja yang mempunyai faktor risiko akan mengalami masalah perilaku atau emosi, atau mengalami gangguan tertentu.
References
Amalia, D., & Wicaksono, T. (2020). "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan di Wilayah Perkotaan." Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia, 3(2), 45-55.
Sari, A. P., & Lestari, E. (2021). "Peran Pendidikan Nonformal dalam Peningkatan Keterampilan Berbasis Komunitas." Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengabdian, 5(1), 23-34.
Rahman, F., & Hidayat, R. (2019). "Model Pelatihan Wirausaha untuk Masyarakat Perkotaan di Indonesia." Jurnal Sosial dan Ekonomi Masyarakat, 7(3), 67-78.
Utami, L., & Nugroho, A. (2022). "Penguatan Nilai-Nilai Kewirausahaan Melalui Program Pengabdian Masyarakat." Jurnal Pengembangan Masyarakat Berkelanjutan, 4(4), 101-112.
Santoso, B., & Purnomo, S. (2018). "Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Pengembangan Usaha Kecil Masyarakat." Jurnal Teknologi dan Inovasi Masyarakat, 6(2), 89-98.
Yuliana, T., & Fadhilah, R. (2021). "Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pelatihan Kewirausahaan." Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 8(1), 33-44.
Prasetyo, A., & Lestari, D. (2020). "Pengembangan Komunitas Berbasis Keterampilan untuk Peningkatan Ekonomi Lokal." Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Indonesia, 2(3), 56-70.