Hak Waris al-Ḥamlu (Anak Dalam Kandungan) dan Penyelesaian Dengan Metode Mauqūf (Penangguhan)

Authors

  • Muhibbussabry Universitas Islam Negeri Sumatra Utara

Keywords:

hak waris, al-Ḥamlu (anak dalam kandungan), mauqūf (penangguhan)

Abstract

Prinsip-prinsip hukum waris Islam menegaskan pentingnya keadilan bagi ahli waris, melalui penetapan bagian yang telah ditetapkan oleh Allah. Namun, kehadiran ahli waris yang masih dalam kandungan ibunya menimbulkan tantangan praktis yang memerlukan penyelesaian. Konflik timbul ketika pewaris meninggal dan beberapa ahli waris ingin segera membagi warisan tanpa menunggu kejelasan status anak yang masih dalam kandungan. Meskipun teknologi Ultrasonografi (USG) dapat memberikan gambaran tentang status kelamin anak dalam kandungan, keakuratan dan keterbatasannya dalam memprediksi kelahiran hidup atau meninggal menjadi pertimbangan utama. Selain itu, ulama mażhab juga memberikan beragam masa tunggu sebagai langkah penyelesaian dalam hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang konsep waris al-ḥamlu (anak dalam kandungan), pendapat ulama mażab dan perhitungan bagiannya secara komprehensif menggunakan metode mauqūf, sehingga mencegah timbulnya konflik di dalam keluarga terkait pembagian warisan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan metode mauqūf, seluruh ahli waris dapat mengetahui dengan pasti bagian mereka dalam pembagian warisan, dan harta bisa dibagikan sesuai dengan keinginan mereka, dengan cara anak yang dalam kandungan (al-ḥamlu) diprediksikan kedalam enam keadaan, yaitu dilahirkan meninggal, satu orang anak laki-laki, satu orang anak perempuan, dua orang anak laki-laki, dua orang anak perempuan, dan satu orang anak laki-laki dan perempuan. Ahli waris lain hanya berhak menerima bagian terkecil terlebih dahulu apabila dalam seluruh keadaan tersebut mendapatkan bagian, jika tidak maka bagiannya di mauqūfkan (tangguhkan) sampai kejelasan anak dalam kandungan (al-ḥamlu) diketahui secara pasti. Metode mauqūf ini merupakan alternatif terbaik dalam menyelesaikan kasus waris al-ḥamlu, terutama mengingat belum ada aturan yang baku dalam kompilasi hukum Islam di Indonesia.

References

Abādī, S. H. al-‘Ażīm. (1415). “Aun al-Ma”būt Syaraḥ Sunan Abi Dawud Jilid VIII. Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah.

Al-‘Imrānī, A. H. Y. bin A. al-K. S. (1421a). Al-Bayān fi Mazhab al-Syafi’ī Jilid XI. Dār al-Minhāj.

Al-‘Imrānī, A. H. Y. bin A. al-K. S. (1421b). Al-Bayān fi Mazhab al-Syafi’ī, Jilid IX. Dār al-Minhāj.

Al-Azhar, K. F. S. U. (2010). Fiqh Al-Mawarits. Lajinah Kuliah Syari’ah wal Qanun.

Al-Bahūtī, M. bin Y. (1403). Kasyāf al-Qinā’, Jilid IV. Dār ‘Ālim al-Kutub.

Al-Bār, M. A. (1984). Khalaqa al-Insān baina al-Ṭib wa al-Qur’an. Dār al-Su’udiyyah linnasyar.

Al-Dasūqī, M. ‘Arafah. (1417). Ḥāsyiah al-Dasūqī ‘ala al-Syarh al-Kabīr Jilid VI. Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah.

Al-Ghāmidī, N. bin M. B. M. (2007). al-Khullaṣah Fi ‘Ilmi al-Faraiḍ. Dār Ṭibah al-Khuḍarā.

Al-Ḥanbali, I. Q. (1410). Al-Mughnī, Jilid XI. Dār al-Hijr.

Al-Ifrīqī, I. M. (1419). Lisān al-‘Arab Jilid III. Dār al-Iḥyā’ al-Turāṡ al-Islāmī.

Al-Jalīdī, M. S. (1410). Aḥkām al-Mīrāṡ wa al-Washiyyah Fī Syarī’ah al-Islāmiyyah. Ṭurābilus.

Al-Jundī, F. ‘Abdul ‘Azīz. (1414). Jāmi’ al-Aḥkām al-Fiqhiyyah Lil Imām al-Qurṭubī Min Tafsīrihi Jilid II. Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah.

Al-Khatīb, Y. ‘Abdu al-R. (1420). Aḥkām al-Mar’ah al-Ḥāmil Fī al-Syarī’ah al-Islāmiyyah. Dār al-Nafāis.

Al-Makkī, M. M. S. (1421). Irsyādul Fāriḍ Ilā Kasyfi al-Ghawāmiḍ fi ‘Ilmi al-Farāiḍ wa al-Mawārīṡ. Maktabah Dār al-Istiqāmah.

Al-Mālikī, J. al-D. ‘Abdullah bin N. bin S. (1415). ‘Aqd al-Jawāhir al-Ṡaminah, Jilid III. Dār al-Gharbi al-Islāmī.

Al-Māwardī, ‘Alī bin Muhammad. (1994). al-Ḥāwī al-Kabīr Jilid XI. Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah.

Al-Ṣarakhṣī, S. M. bin A. S. (1324). Al-Mabsūṭ Jilid VI. Maṭba’ah al-Sa’adah.

Al-Żahirī, ‘Alī bin Ahmad bin Hazm. (1405). Al-Maḥallī bi al-Aṡār Jilid X. Dār al-Fikr.

Amin, M. (1386). Raddu al-Muḥtār ‘ala al-Durrī al-Mukhtār, Jilid VI. Dār al-Fikr.

Asy-Syansyurī, ‘Abdullah bin Muhammad. (1422). Al-Fawāid al-Syansyuriyah Fi Syarḥi al-Manżumah al-Raḥbiyyah. Dār ‘Ālim al-Fawāid.

Inda Nurdahniar. (2022). Analisis peraturan menteri kesehatan nomor 24 tahun 2020 tentang pelayanan radiologi klinik terhadap pelayanan kesehatan usg bagi ibu hamil. lJurnal Ilmu Hukum, 21(1), 11–24. https://doi.org/https://doi.org/10.32816/paramarta.v21i1.172

Mappaware, N. A., Syahril, E., Latief, S., Irsandi, F., Mursyid, M., Utami, D. F., & Ananda, F. (2020). Ultrasonografi Obstetri Dalam Prespektif Medis, Kaidah Bioetika Dan Islam. Wal’afiat Hospital Journal, 1(1), 1–14. https://doi.org/10.33096/whj.v1i1.2

Mardani. (2017). Hukum Kewarisan Islam Di Indonesia. Rajawali Pers.

Moleong, L. J. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. ke 14. Remaja Rusda Karya.

Muhibbin, M., & Wahid, A. (2011). Hukum Kewarisan Islam Sebagai Pembaharuan Hukum Positif di Indonesia. Sinar Grafika.

Muhibbussabry. (2024). Hak Waris Khunṡa dan Metode Penyelesaiannya dalam Hukum Waris Islam. Shar-E : Jurnal Kajian Ekonomi Hukum Syariah, 10(1), 33–51. https://doi.org/10.37567/shar-e.v10i1.2709

Muhibbussabry, M. (2020). Fikih Mawaris. CV Pusdikra Mitra Jaya.

Muhibbussabry, M. (2024). HAK WARIS MAFQUD (ORANG HILANG) DAN PENYELESAIAN DENGAN METODE MAUQUF (PENANGGUHAN). An-Natiq Jurnal Kajian Islam Interdisipliner, 4(1), 80–92. https://doi.org/https://doi.org/10.33474/an-natiq.v4i1.21409

Mustofa, H. D., Imron, M. Z., & Gibtiah. (2023). Pembagian Hak Harta Waris Bagi Bayi dalam Kandungan (Perbandingan Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hambali). Muqaranah, 7(2), 183–192. https://doi.org/https://doi.org/10.19109/muqaranah.v7i2.19543

Pribadi, R. W. (2022). Tinjauan Hukum Perdata dan Kompilasi Hukum Islam terhadap Hak Waris Anak dalam Kandungan. Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal Al-Syakhsiyyah, 7(1), 53–63. https://ejournal.staisyamsululum.ac.id/index.php/Attatbiq/article/view/133

Rusyd, M. bin A. bin. (1415). Bidāyah Mujtahid Wa Nihāyah Muqtaṣid, Jilid II. Maktabah al-’Ilmu.

Saebani, B. A. (2015). Fiqh Mawaris. Pustaka Setia.

Sanafiah, F. (2022). Studi Komparatif tentang Warisan Ahli Waris dalam Kandungan Menurut Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata). JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(9), 3863–3869. https://doi.org/10.54371/jiip.v5i9.980

Sukandarrumidi. (2008). Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula , Cet. ke-2. Gajah Mada University Press.

Tobing, D. M. L., & Napitupulu, K. (2023). Hak Waris Bagi Anak Yang Masih Berada Dalam Kandungan Berdasarkan Hukum Waris Islam Di Indonesia. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 7(3), 2178–2187. https://doi.org/10.58258/jisip.v7i1.5251/http

Ussabry, M. (2020). Rad concept: authentic evidence women’s specialties in Islamic heritage law. Ulul Albab: Jurnal Studi Dan Penelitian Hukum Islam, 3(2), 128–144. https://doi.org/10.30659/jua.v3i2.8393

Yunta, A. H. D., Nur, C., & Amirullah. (2021). HAK WARIS ANAK DALAM KANDUNGAN (STUDI KOMPARATIF MAZHAB SYĀFI’I DAN MAZHAB HANAFI) INHERITANCE. BUSTANUL FUQAHA: Jurnal Bidang Hukum Islam, 3(3), 389–408. https://doi.org/10.36701/bustanul.v3i3.675.Akhmad

Zaini, M. (2024). KEDUDUKAN HAK WARIS ANAK YANG MASIH DALAM KANDUNGAN DALAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM”. JKIH : Jurnal Kajian Ilmu Hukum, 3(1), 15–28. https://doi.org/https://doi.org/10.55583/jkih.v3i1.832

Additional Files

Published

2024-04-23