Suksesi Kepemimpinan Nasional Secara Selektif Berjenjang: Solusi Permasalahan Sistem Pemilihan Umum di Indonesia

Penulis

  • Afnan Fuadi Balai Diklat Aparatur Kementerian Kelautan dan Perikanan

DOI:

https://doi.org/10.32493/jpkn.v6i1.y2019.p1-12

Kata Kunci:

leadership succession, national leadership, election system

Abstrak

A variety of weaknesses and problems arise in the current electoral system, including high-cost political participation as well as weak leadership regeneration system. This article presents a solution to the problem through a new mechanism of leadership succession from the lowest level (neighborhood association)  to the highest level (president). A literature review method is used in this study with a focus on; 1) the selection of leader by returning the principle of deliberation and consensus as a feature of Pancasila democracy; 2) the regeneration of leaders through a tiered selective system; and 3) discussion of the process of implementing leadership succession from the lowest to the highest level. Through this new concept of leadership succession, expensive political cost becomes relatively cheap, minimizing the emergence of corrupt behavior, the elected leader has a clear track record and avoid social division and conflict.

Biografi Penulis

Afnan Fuadi, Balai Diklat Aparatur Kementerian Kelautan dan Perikanan

Widyaiswara Ahli Muda

Referensi

Badu, S. Q. & Djafri, N. (2017). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Gorontalo: Ideas Publhising.

Darmodiharjo, D. (2010). Menatap Indonesia, Sebuah Antologi Filsafat Hukum dalam Bingkai Negara Pancasila. Bandung: Jendela Mas Pustaka.

Handoko, T. H. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Ini yang Mendorong Kepala Daerah Korupsi Menurut Pengamat | Republika Online. (n.d.). Retrieved 15 February 2019, from https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/18/02/20/p4ew5h354-

ini-yang-mendorong-kepala-daerah-korupsi-menurut-pengamat

Kemenristekdikti. (2016). Buku Mata Ajar Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

Kompasiana.com. (n.d.). 700-an Pemimpin di 2019. Retrieved 13 February 2019, from KOMPASIANA website: https://www.kompasiana.com/aryandi/58cf8374729373290f5c98d5/700-an-pemimpin-di-2019

Martoyo, S. (1998). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Marwansyah. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.

Memilih Pemimpin Tanpa Partai oleh Aryandi Yogaswara Halaman all - Kompasiana.com. (n.d.). Retrieved 10 February 2019, from https://www.kompasiana.com/aryandi/58ce04136ea83458048b456a/memilih-pemimpin-tanpa-partai?page=all

Pokja Kepemimpinan Lembaga Ketahanan Nasional. (2011). BS. Kepemimpinan Modul 1, Sub BS. Kepemimpinan Nasional. Jakarta: Lemhanas RI.

Politik Biaya Tinggi jadi Pintu Masuk Korupsi. (n.d.). Retrieved 13 February 2019, from https://mediaindonesia.com/read/detail/202007-politik-biaya-tinggi-jadi-pintu-masuk-korupsi.html

Prastowo, A. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-ruzzmedia.

Siagian, S. P. (2019) Kiat Meningkatkan Produktifitas Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Simamora, H. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke-2, Cetakan. Kedua. Yogyakarta: STIE YKPN.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. Imtima.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Zuhro, R. S. (2009). Demokrasi Lokal: Peran Aktor dalam Demokratisasi. Yogyakarta: Ombak.

Pemilu Indonesia Paling Rumit di Dunia | Koran Jakarta. (n.d.). Retrieved 10 February 2019, from http://www.koran-jakarta.com/pemilu-indonesia-paling-rumit-di-dunia/

Diterbitkan

2019-03-25

Cara Mengutip

Fuadi, A. (2019). Suksesi Kepemimpinan Nasional Secara Selektif Berjenjang: Solusi Permasalahan Sistem Pemilihan Umum di Indonesia. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 6(1), 1–12. https://doi.org/10.32493/jpkn.v6i1.y2019.p1-12